Aman Jas Warga Linge Berduit dari Getah Pinus

oleh
Pinus yang di deres di Kecamatan Linge. (Foto : Kha A Zaghlul)

Laporan Serta Lia Gali

Aman Jas penders getah pinus di kampung Kute Reje Linge. (Foto : Serta Lia Gali)
Aman Jas penders getah pinus di kampung Kute Reje Linge. (Foto : Serta Lia Gali)

SUMBER ekonomi masyarakat pedalaman Linge bertambah, sejak lama hanya mengandalkan dari sektor peternakan dan sawah, ada juga dari kopi, namun akhir-akhir ini mulai menikmati duit dari usaha menderes atau menyadap getah pinus (Uyem-Gayo:red).

Setidaknya bagi M. Hasan (45) dan beberapa anggota keluarganya serta sejumlah warga Kampung Kute Reje, Reje Payung dan Delung Sekinel Kecamatan Linge.

M. Hasan yang biasa disapa Aman Jas sejak 7 bulan ini menikmati hasil dari getah pinus. Dalam sebulannya mencapai 1 ton yang dia jual hingga Rp.4.900 perkilogramnya. Jadi penghasilan tetap Aman Jas ini saat ini rata-rata Rp. 4.900.000. setiap bulan yang dipanen dua kali perbulan. Tentu penghasilan Aman Jas ini sangat fantastis dibanding pekerjaan sebelumnya, bercocok tanam padi dan petani kopi.

Hebatnya, penghasilan dari getah ini tidak tetap pula, bukan turun tapi bertambah. “Semakin lama kita menderes getah pohon pinus, semakin banyak getah yang dihasilkan,’ ungkapnya beberapa waktu.

Kini ini Aman Jas tidak bersawah lagi. Sawah yang biasa dia garap sudah dialihkannya kepada orang lain tapi tidak dengan kebunnya, dia masih biasa sesekali melihat kebunnya tersebut.

Pria setengah baya dan sudah bercucu ini tidak sendirian menderes, ada anak-anaknya yang berjumlah 4 orang serta menantunya satu orang juga sudah turut menderes dengan lahan masing-masing dan di lokasi yang berbeda.

Penghasilan getah pinus rata-rata dari anak-anak Aman Jas ini juga mencapai 700 kilogram perbulannya. Malah anak sulungnya, Jas Aman Jahra sudah mencapai produksi lebih dari 1 ton getah pinus perbulannya.

Kalau di hitung-hitung dari semua pengasilan dalam satu keluarga ini mencapai Rp.12 juta perbulannya,

Areal hutan pinus yang di sadap Aman Jas ini tidak jauh dari pemukiman warga, hanya berjarak 1 kilometer sehingga tidak menyulitkan bagi bapak dua cucu ini pulang pergi setiap harinya.

Pinus yang di deres di Kecamatan Linge. (Foto : Kha A Zaghlul)
Pinus yang di deres di Kecamatan Linge. (Foto : Kha A Zaghlul)

Menurut Aman Jas, dia menunggu dua bulan menderes baru bisa memanen getah pinus ini. Lama kelamaan getah yan dihasilkan semakin banyak.

Lalu darimana Aman Jas dan yang lainnya mendapat ilmu dan peralatan menderes?. Ternyata dia diperolehnya dari perusahaan Perhutani. Dengan bantuan itulah dia bisa melaksanakan penderesan. Perhutani jugalah yang membeli getah hasil jerih payah Aman Jas dan warga lainnya.

Aman Jas ini dia sangat yakin getah ini bisa menopang hidupnya kearah yang lebih baik. Masyarakat di kampung Kute Reje juga sudah banyak yang memulai usaha menderes ini, apa lagi di kampung Reje Payung yang masih satu kemukiman dengan Kute Reje. Sudah 90 persen penduduk sudah menderes.

Malah, dengar-dengar dari ungkapan salah seorang warga Delung Sekinel, Abdul Rahman(22) getah di daerah Reje Payung lebih banyak di banding dengan getah pinus di wilayah Kute Reje.

Ya, menderes getah tentu tidak merusak lingkungan, tidak merusak belantara pinus Linge. Jika bisa di deres kenapa mesti menebang pohonnya.[] Kh

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.