Sebelum Ramadhan Pergi

oleh

Mutiara Ramadhan Bersama Lintasgayo.co (7)

NasrilTIDAK terasa kini kita sudah berada di penghujung bulan Ramadhan, artinya sebentar lagi bulan yang penuh berkah itu akan meninggalkan kita, padahal baru kemarin rasanya ia menyapa, namun ia berjalan seperti angin, berjalan begitu cepat sedangkan kita begitu dingin dan lambat meresponnya, bahkan menghabiskannya begitu saja, padahal seandainya kita tau betapa hikmah dari hadirnya bulan ini sungguh kita akan berharap semua bulan yang lain menjadi Ramadhan, karena keutamaannya, fahala ibadah yang tiada batas, fahala sunat menjadi wajib dan didalamnya juga trdapat lailatul Qadar.

Kalau kita umpamakan hari-hari akhir Ramadhan ini seperti babak final dalam sebuah kompetisi, dimana para pesertaya semakin sedikit, hanya mereka-mereka yang telah lolos babak seblumnya yaitu mereka yang berjuang bisa mengalahkan lawannya,  tentu mereka yang memiliki kualitas.  Mungkin kita bisa melihat disekitar kita, perbandingan shaf-shaf shalat jelas berbeda, baik itu shalat fardhu maupun shalat Tarawih, bahkan uniknya lagi, akhir-akhir ini orang lebih banyak menuju ke pasar kaget atau tempat belanja dibandingkan dengan ke masjid/Meunasah, padahal tempat itu berdekatan dengan mesjid. Entah karena kondisi yang sudah lama ini menjadi sebuah tradisi atau bukan, yang jelas ini bukanlah tardisi yang harus dipertahankan.

Bermacam ragam orang dalam menikmati bulan Ramadhan, kita jauh-jauh hari sebelum masuknya Ramadhan sudah banyak mempersiapkan bermacam target,  jadwal, kegiatan dan pogram-pogram selama Ramadhan, sekarang kita mencoba untuk evaluasi terhadap realisasi pogram-program tersebut, melihat target yang tercapai atau tidak tercapai.

Sebelum Ramadhan pergi, agar kita bisa  fokus pada waktu yang sisa, kembali mengejar ketinggalan hari-hari yang telah berlalu, target khatam Al-Qur’an, walaupun tersisa hanya dua hari lagi, jangan biarkan Ramadhan pergi begitu saja sedangkan kita menjadi bagian orang yang tidak menikmati keutamaan Ramadhan dan kelak kita akan menyesal,  padahal Ramadhan merupakan momentum peningkatan kebaikan  dan menjadi ladang amal bagi kita.

Mungkin, hari ini kita tidak bisa seperti sahabat Rasulullah SAW atau para ulama dahulu yang menangis tersedu karena berpisah dengan Ramadhan, padahal sehari-hari mereka begitu fokus dan khusyuk memanfaatkan setiap detik waktu Ramadhan apalagi di 10 terakhir, mereka fokus, I’tikaf, mengurangi tidur, semakin rajin dalam ketaatan, mereka biarkan kelelahan dalam ketaatan, bagi mereka, waktu Ramadhan itu sangat terbatas, jadi mereka tidak sia-siakan. Sementara kita, masih jauh dan sangat jauh, kadang seakan menjalani rutinitas Ramadhan hanya sebatas kewaijban, baca al-Qur’an juga kurang, amaliah-amaliah lainnya juga seperti biasa.

Dalam sebuah Hadits dijelaskan bagaimana Rasulullah SAW bersunggung-sungguh menghidupkan sepuluh hari terakhir dengan segala kebaikan. Sebagaiman dijelaskan oleh Ummul Mu’minin Aisyah r.a “Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim).

Semestinya hadits diatas bisa menjadi motivasi untuk kita, menghidupkan kebaikan di babak final melebihi dari biasanya, bukan membeiarkan kesempatan itu terbuang begitu saja.  Ada satu point yang sangat penting ketika memasuki babak final dari Ramadhan ini, disana ada satu malam yang lebih utama dari seribu malam, yatu Lailatul Qadar, untuk itu semestinya disini lebih rajin dan fokus.

Sebelum Ramadhan pergi kita harus menyelesaikan pogram-pogram atau target-target yang belum terlaksanakan, walaupun waktu yang tersisa begitu singkat, seperti mengkhatam Al- Qur’an, perbanyak shadaqah dan lain-lainnya.  Sehingga sebelum Ramadhan pergi kita telah menyelesaikannya, dan kita mendapat Ampunan dari Allah dan meraih titlel Master Of Taqwa (M .Tq).

Kini, Waktu berpisah dengan Ramadhan semakin dekat, Ramadhan akan kembali datang pada tahun berikutnya, sementara kita belum tentu apakah akan kembali berjumpa dengan Ramadhan atau tidak. Hari-hari Ramadhan akan berakhir, lakukan yang sempurna pada saat berpisah dengannya.  Semoga Allah mempertemukan kita kembali dengannya dan semoga kita mendapat Ampunan sebelum Ramadhan pergi. Amin Ya Rabb .

*Penghulu di Nisam Aceh Utara

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.