[Puisi] Pitasari Widyaningrum
Kehadiranmu Yang Menyejukkan, Bidadari
Kota itu tidak berubah nama dan romantisnya
meski jalan-jalan tak selengang dulu
trotar lebih rapi namun tapi juga lebih sempit dan sesak
Juga tak ada yang berubah denganmu Bidadari
ketulusan menyapa dan memelukku
entah aku tak tau, gemas karena badanku yang semakin berisi
atau karena bagimu aku adalah anak ragilmu yang “nakal”
dan kamu masih ayu seperti 14 tahun yang lalu
Masih tetap seperti dulu
aku selalu saja terheran-heran mendengar dan melihat caramu bertutur
tretetet..tetet…tetet…seperti senapan yang sedang bergolak
Masih tetap seperti dulu
aku terheran mendengar cerita-ceritamu, khas mak-mak
dan aku masih mengingat semua tetang caramu
yang sampai saat ini membuatku suka tertawa geli
menata piring-gelas harus rapi
masuk kamar mandi harus pakai sandal dan harus keset 3 kali saat keluar
ngomel-ngomel waktu makan bakso,”di alasin serbet Pit maemnya”
dalam hati, memangnya aku anak TK?
Temanku Bidadari tak banyak darimu yang berubah
tetap Bidadari yang menenangkan, dengan cerita-cerita yang bijak
meneduhkan dengan kasih sayang yang tulus
lucu dengan gayamu bercerita
kamu tetap Bidadari yang selalu membuatku menahan air mata ini jatuh
saat kau tak menyadari menjewerku dengan cerita-cerita perjalanan spiritual
Terimakasih temanku Bidadari, bertemu denganmu adalah indah
adalah cara Tuhan menyayangiku dengan kehadiranmu yang menyejukkan
selalu saja aku merasa beruntung [SY]
: untukmu temanku Bidadari Ma, Anneke Ratih.
Jogja, Agustus 2014
Pitasari Widyaningrum lahir di Semarang Jawa Tengah pada 11 Juni, pernah bergabung dengan Sanggar Seni Lungun Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Gayo Yogyakarta (Ipemah Lutyo). Alumnus Akindo Jurusan Public Rrelations ini mempunyai hoby menulis puisi, cerpen dan kisah realis.