Laporan Win Wan Nur (Bali)
KOMUNITAS Muda Berbuat Bertanggung Jawab (MBB) yang digagas oleh Rudolf Dethu, mantan manajer Band Superman Is Dead , mengadakan sebuah acara yang diberi tema Ngabuburit dan Akustikan, di Rumah Sanur, Bali, Kamis 25 Juni 2015.
Dalam acara yang juga menampilkan diskusi dengan tema “Muda & Merdeka: Menjadi Jawa, Menjadi Arab, Menjadi Indonesia” ini, sosok seniman, musisi dan juga antropolog terkenal dari Bali. Selain musisi Bali, Roby yang dikenal sebagai vokalis Band Navicula, seniman Bali Ayu Laksmi dan antropolog Sugi Lanus. Dethu dan kawan-kawan juga menghadirkan Glenn Fredly, penyanyi asal Jakarta yang namanya cukup dikenal di Indonesia.
Penyanyi yang meraih puncak popularitasnya ketika menyanyikan lagu ‘Januari’ ini dihadirkan dalam acara ini karena kegiatannya belakangan ini yang begitu aktif menyuarakan semangat kebhinekaan.
Hal menarik dalam diskusi ini, ketika Glenn menyampaikan bagaimana dia yang lahir dan besar di Jakarta pada akhirnya rindu pada akar identitas lokalnya.
Tertarik dengan pernyataannya itu, karena ini sangat berkaitan dengan Gayo yang identitas lokalnya sejak beberapa tahun belakangan seolah ingin dihabisi secara sistematis. Selesai acara, LG.co meminta waktu untuk melakukan wawancara khusus dengan Glenn dan Glenn pun menyambutnya dengan gembira.
LG.co memulai wawancara dengan pertanyaan “Pernah dengar tentang Gayo?”. Glenn menjawab “Tentu saja, Kopi nya kan…”, katanya diam sejenak, lalu dia lanjutkan “siapa yang nggak kenal Kopi Gayo”. Selanjutnya LG.co langsung masuk ke pokok permasalahan yang ingin ditanyakan, yaitu soal identitas lokal yang menjadi ‘concern’ Glenn.
Glenn menceritakan, dia merasa identitas lokal itu begitu penting untuk dipelihara, dijaga dan dipertahankan diawali ketika terjadi kerusuhan Ambon pada tahun 1999. Konflik di tanah asalnya yang memakan korban ribuan jiwa di negeri asal leluhurnya ini membuat Glenn merenung, mengapa bisa terjadi seperti ini. Setelah beberapa kali berkunjung ke Maluku dan berinteraksi dengan masyarakat di tanah leluhurnya akhirnya penyanyi bernama lengkap Glenn Fredly Deviano Latuihamallo ini sampai pada kesimpulan kalau apa yang terjadi di Maluku karena masyarakat yang diserbu dengan informasi yang sangat Jawa sentries, menjadi kehilangan kesadaran identitas lokalnya dan mudah pecah karena urusan politik lokal dan desain politik untuk melanggengkan kekuasaan secara nasional.
Tampaknya Glenn cukup antusias dengan wawancara ini, sehingga ketika Dethu dan pihak panitia meminta Glenn untuk melakukan rangkaian kegiatan lain, dia meminta mereka bersabar karena dia ingin menuntaskan wawancara dengan LG.co. Begitu juga ketika Jerinx, Drummer Superman is Dead masuk ke ruangan untuk mengajaknya keluar, Glenn memintanya menunggu.
Mengomentari Gayo yang secara lokal, identitasnya juga direpresi di Provinsi Aceh, penyanyi kelahiran Jakarta pada 30 September 1975 ini menyarankan agar anak muda Gayo lebih banyak melakukan acara-acara diskusi untuk menguatkan identitas lokal sekaligus menunjukkan perlawanan kepada siapapun yang bermaksud menghapus identitas lokal Gayo.
Identitas lokal ini menurut Glenn perlu dipertahankan karena, keberagaman identitas lokal inilah yang membentuk Indonesia. Tanpa identitas lokal, Indonesia tidak ada, keseragaman bukanlah Indonesia. Alasan lain dengan Globalisasi yang sudah tak bisa dihindari seperti sekarang. Tanpa identitas lokal, kita akan gamang dan mengambang seperti buih di tengah arus globalisasi. Tanpa identitas lokal, kita bukan siapa-siapa di tengah lautan manusia.
Glenn menyarankan, segala ketidak nyamanan akibat represi terhadap identitas lokal itu harus dibicarakan. Adalah keliru, memperlakukan SARA itu seperti hantu yang harus ditakuti dan dihindari. Sebagaimana yang diajarkan oleh rezim Orde Baru yang militeristik. Sebaliknya menurut Glenn, isu SARA hanya bisa diselesaikan dengan baik kalau dibicarakan dengan baik-baik pula. Tidak seperti selama ini, SARA dilarang dibicarakan, tapi oleh kelompok mayoritas SARA justru dipraktekkan terang-terangan, dan itu tidak dilarang. Ini kan ironi, kata Glenn lirik-lirik lagu ciptaannya belakangan ini sarat dengan tema-tema dan kritik sosial.
Di akhir wawancara Glenn yang mengaku sebagai penggemar Kopi menyatakan keinginannya untuk mengadakan konser di Gayo yang menurutnya adalah tanah Kopi, dan Glenn sangat gembira ketika di akhir wawancara LG.co menghadiahinya sebungkus ‘Wine Coffee Gayo’. Glenn kemudian meminta LG.co berfoto sambil memamerkan bungkus Wine Coffee Gayo dan mengatakan akan memajang foto tersebut di Instagramnya.[]