Bambu bisa atasi banjir dan longsor

oleh

Oleh : Fery Yanto

bambuBeberapa daerah di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah merupakan daerah rawan longsor, diantaranya sepeti Kecamatan Bintang, Lut Tawar, Kebayakan, Linge, Jagong, Atu Lintang, Silih Nara, Celala, Rusip Antara, dan Ketol, yang berada di Kabupaten Aceh Tengah. Sedangkan di Kabupaten Bener Meriah, meliputi Kecamatan, Bukit, Wih Pesam, Pintu Rime Gayo dan Timang Gajah.

Longsor dan banjir bandang yang mengancam kedua kabupaten yang berada di wilayah tengah Aceh ini tidak terlepas dari tofografi daerah yang merupakan perbukitan sehingga apabila curah hujan tinggi kerap terjadi longsor dan banjir bandang, ditambah dengan semakin menipisnya hutan yang berada di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Hutan mempunyai fungsi sebagai penyimpan air disaat hujan. Sedangkan hutan yang berada di dua daerah ini tak lagi mampu menampung air dengan volume yang cukup besar dan melepaskannya secara besar ke lereng bukit dan sungai sehingga terjadi banjir bandang, selain menyerap air, hutan juga berfungsi untuk perekat tanah dan mencegah terjadinya longsor.

Area hutan yang semakin sedikit tentu menjadi ancaman bencana alam, sehingga persoalan ini harus segera disikapi dengan tindakan konservatif, bukan sekedar pencegahan dan penanggulangan bencana.

Dalam hal ini sebagai langkah cepat dalam menjaga dan mengatasi terjadinya bencana alam longsor dan banjir bandang adalah dengan menanam pohon bambu di daerah-daerah yang berpotensi terjadinya longsor dan di Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai langkah antisifatif dari ancaman bencana itu.

Mengingat bambu memiliki akar serabut dan rimpang yang sangat kuat. Perakaran bambu yang sangat rapat dan menyebar dan saling terkait secara vertikal dan horizontal, sehingga dapat menahan terjadinya erosi, selain itu tanah di bawah pohon bambu menjadi stabil dan meresapka air dengan baik.

Selain perakaranya yang bagus tanaman jenis rumput-rumputan ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat, pertumbuhan vegetatif bambu menurut beberapa penelitian bisa mencapai 30-100 cm lebih dalam waktu 24 jam, sehingga dalam waktu minimal 3 tahun sudah bisa dihandalkan sebagai Water storage (Penyimpanan Air).

Tanaman bambu juga dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dan tempat, tanaman ini juga mampu tumbuh dalam kondisi kering dalam waktu yang cukup lama dan tanpa perawatam khusus, dengan rumpun yang besar dan ditanam sebagai sabuk gunung dapat menahan terjadinya erosi dan setiap pohon bambu dapat menyerap 1 liter air per hari, apabila DAS ditanami pohon bambu dapat menjadi pengatur stabilitas air sungai.

Tidak hanya itu bambu juga merupakan tanaman yang menghasilkan O2 yang cukup tinggi sehingga dapat memperbaiki iklim mikro dari ancaman pemanasan global, oleh karenanya pemerintah daerah dapat memnafaatkan tanaman ini untuk melakukan konservasi lingkungan guna menghindari terjadinya bencana alam seperti longsor dan banjir bandang. []

* Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Takengon

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.