Batu Mulia; Sumber Ekonomi atau Pelipur Lara?

oleh

Catatan Redaksi

Batu Mulia; Sumber Ekonomi atau Pelipur Lara?

Sahabat LintasGayo…

Batu mulia di Gayo merupakan berkah yang diturunkan Allah Swt. Setelah daerah ini dilanda Gempa berkekuatan 6,2 SR yang meluluhlantakkan sebagian daerah Gayo, berkah itu pun hadir dalam bentuk lain.

DEMAM batu akik ini, bukan saja menjadi pembicaraan orang di Gayo, atau Aceh saja. Namun hampir seluruh wilayah di Indonesia ini sekarang terkena sengatan maut batu akik. Sehingga tak mengherankan orang rela merogoh kantong jutaan bahkan ratusan juta untuk mendapat batu akik yang diharapkannya.

Hal ini juga sedang dialami oleh masyarakat Aceh, tak kecuali masyarakat Gayo. Banyak orang yang berburu batu akik untuk mendapat rezeki yang berlebih, bukan saja dari Gayo sendiri, namun juga dari luar Gayo, bahkan luar Aceh.

Melihat fenomena ini, batu mulia yang terkandung di bumi Gayo sudah menjadi sumber ekonomi masyarakat. Karena, mereka bisa saja mencari batu lalu menjualnya dengan harga yang sesuai selera. Sebab, batu akik ini tidak ada patokan harga tertentu, namun jika antara penjual dan pembeli sepakat, harganya bisa sampai ratusan juta.

Ke depan, kerajinan batu akik ini harus bisa dikelola dengan baik, sehingga benar-benar menjadi sumber penghasilan atau ekonomi masyarakat, bila tidak, bukan tidak mungkin demam batu akik ini hanya pelipur lara saja bagi masyarakat Gayo pascagempa 2 Juli 2013 silam.

Agar bisa berkesinambungan dan menjadi sumber penghasilan masyarakat, industry akik ini harus bisa dilakukan. Caranya, pemerintah atau siapapun harus menjadikan batu akik asal Gayo sebagai cenderamata. Sehingga, masyarakat pengrajin tidak stag atau berhenti, saat akik mulai meredup dari lirikan masyarakat penggila batu.

Edisi 21 inilah, kami mencoba mendorong agar batu akik dari Gayo terutama jenis Giok dan sejenisnya, bisa dijadikan cenderamata oleh Pemerintah daerah di Gayo. Sehingga nantinya, cenderamata itu bisa menjadi ajang promosi ke dunia luar, bagi yang mengenakannya.

Mungkinkan itu terwujud? Kita tunggu saja, seiring perjalanan waktu..!

Dalam edisi ini juga, kami selalu menjadikan banyak hal tentang adat dan budaya Gayo. Sehingga diharapkan, bisa menjadi penawar atau obat rindu bagi masyarakat Gayo di perantauan akan kampung halamannya.

Sebagai upaya pendokumentasian tentang Gayo, kami juga tak ketinggalan untuk tetap menyajikan rubrik-rubrik lainnya, seperti Sekulahku, potensi wisata, sajian khusus tentang kopi juga tetap kami hadirkan sebagai menu yang menggugah daya ingat kita tentang Gayo.

Akhir ni cerak, terime mi kami Hari’e ari urang Gayo ken rakan sudere bebewene. Terimalah persembahan kami dari Gayo untuk para pembaca dimanapun berada. Selamat menikmati, semoga Gayo makin di hati kita semua.***

Tabloid-LG-21

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.