I’m Turis Not ‘Teroris’ : One Day In Hongkong

oleh

Oleh: Siti Aminah

Siti-Aminah-di-Hongkong

Keberangkatan tim Backpacker yang kami sebut dengan nama lain ‘Bek Piker’ memang tak rencana dari awal. Hanya modal kurang lebih 1000 $ Hongkong atau Rp 1.500.000 mata uang Indonesia kami langsung nekat untuk berkunjung menuju Hongkong. Star from Wuhan, menaiki kereta lambat selama 15 Jam kami tiba di Shenzen. Tiba di stasion Shenzen kami langsung berpindah ke arah stasiun memasuki kawasan Hongkong tepatnya di Louhu. Di stasiun ini kami di periksa mulai dari pasport, visa, dan lainnya.

Hari pertama berjalanan kami menuju kota Tsim Sha Shui di Kowloon. Kota ini berhadapan dengan Central of Hongkong. Tak heran semua wisata asing mengunjungi Avenue of start. Saat malam tiba semua orang menyaksikan symphony of light dari pinggir pantai Stim Sha Shui tersebut. Malam pertama di Hongkong tim Bek Piker berencana menghabiskan malam di jalanan. Ada delapan orang yang berangkat, empat orang termasuk mahasiswa asal Algeria masuk ke dalam tim kami. Mereka memilih untuk menginap di hotel, sedangkan lima orang di antara kami memilih untuk melihat berbagai pertunjukan di Hongkong Musium of Art.

Di sepanjang perjananan di Avenue of start Aku melihat beberapa orang Indonesia berjalan lalu lalang dihadapan kami. Seorang perempuan dengan pakaian serba mini, sambil memegang sebatang rokok di tangannya. Ada juga sosok perempuan yang sibuk mengurusi majikannya. Mereka adalah TKW Indonesia di Hongkong. Namun, anehnya kami berjumpa seorang TKW asal Surabaya Ia memberi kami uang 100 $ Hongkong setelah mengetahui kami adalah mahasiswa bukan TKW seperti mereka pikirkan sebelumnya.

Keberangkatan kami dengan menggunakan tas ransel membuat semua orang tertuju kepada kami.  Kami terduduk di Hongkong Musium of Art sebari merebahkan badan di dinding. Dua polisi datang khusus memeriksa kami. Dalam kelelahan yang teramat dalam Aku mendengar salah seorang polisi bertanya kepada teman di sampingku. “ You Turis?” Tanyanya tegas sambil memeriksa pasport kami. ‘’No Im not Teroris’. But We are Turis” “You Are Turis, But Why…” Tegas kedua polisi tersebut sambil menatap kami satu persatu persatu. Kami semua terdiam kemudian hanya tersenyum kepada polisi tersebut sampai mereka meninggalkan kami. Malam itu adalah kesan pertamaku yang tak bisa kulupakan selama di Avenue of start masalahnya harus berurusan dengan satpam, pelayan Mcdonald, dan polisi Hongkong.

Siti-AminahHari kedua kami berangkat menuju Lantau Island. Star from Tsim Sha Shui kami menaiki Bus A21 arah menuju Airport dan diteruskan menuju Tum Chung. Di Lantau Island kami berkunjung ke Big Budha yang terbesar di dunia tepatnya di Lantau Island Hongkong. Perjalanan menuju Lantau Island menghabiskan uang kurang lebih 150 $ Hongkong. Di hari ketiga, kami juga menyempatkan diri berkunjunga ke Victoria park di Wan Cai. Menuju Wan Chai kami harus menaiki kapal Ferry untuk menyeberangi kota tersebut. Tiba di Victoria park kami melihat beragam jenis bunga yang di jajakan di taman tersebut. Tak heran tempat ini juga menjadi centralnya orang Indonesia.  Kamipun  bisa merasakan masakan di restoran Indonesia  dan berbelanja di Indonesia market.

Hari terakhir di Hongkong, tim Bek Piker langsung beranjak ke The Peak di Sky Terrace Hongkong Island. Tempat ini menjadi jawaban bagi wisatawan untuk melihat panorama alam dan kota Hongkong. Dari atas menara Sky kami bisa melihat semua bangunan, menara, dan laut Hongkong. Sungguh pemandangan yang sangat indah. Memasuki The Peak hanya mengeluarkan uang 60 $ Hongkong via taxi dan naik Tream sebesar 300$ Hongkong. Bagi tim bek piker tetap ambil posisi aman dan murah. Yang terpenting sampai tujuan wisata terkenal di Hongkong.  Terakhir meninggalkan kota Hongkong kami memutuskan untuk menginap semalam di Shenzen. Di tempat ini kami bisa berkunjung ke Shijiezichuang (Window of the world) dan melihat simbolitas kebanggaan semua negara di tempat tersebut. Seperti menara visa (Italy), menara eifel (paris), Borobudur (Indonesia), Tower Bridge London, Blue Mosque (Turki), Tazmahal (India), Kincir angin (Belanda). Winter vacatian tahun ini liburan kami sangat menyenangkan. Tunggu cerita kami dalam tim backpacker selanjutnya.[]

Penulis adalah Alumni Fakultas Adab UIN Ar-Raniry Banda Aceh, sekarang mengambil Master Library and Science di Central China Normal University (CCNU) Tiongkok.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.