Oleh. Drs. Jamhuri Ungel MA[*]
Tanda tanya (?) merupakan suatu simbul yang oleh sebagian orang dianggap sebagai hal sederhana, tidak punya makna atau bahkan disimbulkan dengan kebodohan karena sering bertanya. Tapi bagi sebagian orang simbul ini memberi makna yang luar biasa dan dijadikan sebagai arti dan tujuan dari hidup.
Secara tidak sadar pertanyaan yang kita ajukan sebenarnya bermula dari pertanyaan kepada diri sendiri namun ketika diri kita tidak mampu menjawabnya maka pertanyaan tersebut kita alihkan kepada orang lain, bukan hanya karena ketidak tahuan dari jawaban yang kita ajukan pada diri kita tetapi lontarkan kepada orang lain juga karena ketidak puasan terhadap jawaban yang kita berikan sendiri.
Sebuah pertanyaan kepada diri sendiri yang sangat penting dan mendasar adalah pertanyaan untuk apa hidup dan apa yang dilakukan dalam hidup ini ? Sepanjang sejarah hidup masing-masing individu tidak lain adalah untuk menjawab pertanyaan ini, namun sedikit sekali orang yang dalam hidupnya paham kalau hidupnya adalah menjawab kedua pertanyaan tersebut. Kalau kita menyadari bahwa hidup ini adalah dalam upaya menjawab pertanyaan tentu tidak ada aktifitas yang sia-sia yang kita lakukan walaupun menurut sebagian orang apa yang kita lakukan tidak bermanfaat.
Dalam al-Qur’an (2:22) Tuhan telah menyebutkan kalau semua yang ada di bumi ini diciptakan untuk manusia, lalu berapa banyak manusia yang mampu menjawab pertanyaan, untuk apa saja semua yang ciptakan oleh Tuhan tersebut ? Tanoh Gayo yang subur, sering diumpamakan dengan lempengan tanah surga dimana semua jenis tanaman dan buah-buahan bisa tumbuh, bentangan kebun kopi sejauh mata memandang. Namun saya sendiri hanya tahu kalau buah yang dihasilkan dari kebun dan tanaman masyarakat hanya untuk dikonsumsi sebagai makanan. Buah pukat dahulu hanya dimanfaatkan sebagai makanan yang tidak banyak memberi arti tapi kemudian laku dijual dan dibeli dengan harga yang mahal bahkan kini manusia lebih mampu menjawab lagi kalau buah pukan dapat dibuat menjadi bahan kosmetik.
Buah kopi yang menjadi hasil utama masyarakat Gayo, karena ketidak mampuan saya menjawab untuk apa saja buah kopi itu diciptakan Tuhan maka selama ini dalam pengetahuan saya bahwa pada masa Belanda buah merahnya hanya dijadikan permen yang lendir (lumuh) nya manis, kemudian masyarakat tahu kalau buahnya bisa diolah menjadi minuman yang bermanfaat untuk kehidupan manusia, mungkin saja masih banyak kegunaan lain tetapi karena saya tidak mampu menjawab pertanyaan untuk apa saja kopi bisa digunakan, maka saya tidak bisa banyak bercerita.
Menarik untuk dikritisi dimana saat ini Gayo sebagai daerah serpihan surge kembali memberi kenikmatan bagi penghuninya, yaitu dengan ditemukannya batu mulia. Tapi sebanyak apa ilmu penghuni serpihan tanah surga bisa menjawab petanyaan untuk apa saja fungsi batu yang diciptakan Tuhan tersebut ? kalaulah pengetahuan masyarakat penghuni tanah serpihan surga sama dengan saya tentang batu mulia, tentu batu tersebut hanya mereka gunakan untuk cincin dan mereka akan membayangkan satu saat semua orang menggunakan cincin, tentu pengetahuan ini terlalu rendah bagi masyarakat untuk menjawab pertanyaan untuk apa Tuhan menciptakan batu mulia.
Lalu apakah penghuni tanah serpihan surga sama dengan penghuni surga di akhir zaman, dimana pada saat itu semua kebutuhan dan keperluan penghuninya siap saji tanpa harus diolah, tentu saja tidak. Karena itu penghuni serpihan surga tidak hanya menjadikan hasil tanah serpihan surga untuk kebutuhan dirinya tetapi juga untuk kebutuhan orang lain. Jadi akhirnya sejauh mana masyarakat bisa menjawab pertanyaan, pertanyaan dan pertanyaan dalam hidup mereka.