Sedimentasi di Danau Lut Tawar

oleh
Pante Menye Bintang. dari udara. (LGco_Khalis)
Pante Menye Bintang. (LGco_Khalis)
Perbedaan warna air danau di kawasan Pante Menye – Bintang. (LGco_Khalis)

Catatan Munawardi*

Sungguh indah foto pemandangan panorama alam Danau Lut Tawar, apalagi foto pemandangan tersebut diambil dari udara, seperti pernah dipublikasikan LintasGAYO.co beberapa waktu lalu, (https://lintasgayo.co/2014/12/07/rembele-30-menit-senubung).

Perasaan kagum, saat melihat foto tersebut. Sangat jarang mendapat kesempatan mengabadikan panorama alam nan indah memukau seperti itu, khususnya bagi pecinta seni fotografi. Walaupun tidak ikut serta mengabadikan langsung dari udara.

Dari pemberitaan tersebut ada satu foto yang membuat penulis risau. Kerisauan tersebut senada dengan ungkapan Khalisuddin sang fotografer yang juga merupakan pimpinan redaksi LintasGAYO.co, sengaja mengabadikan foto udara tersebut ketika mengadakan penerbangan perdana melintasi danau Lut Tawar dari Rembele – Kabupaten Bener Meriah menuju Senebung – Gayo Lues.

Kepada penulis, beliau meminta agar membuatkan sedikit ulasan tentang fenomena yang terekam dalam foto tersebut.

Sangat beralasan jika Khalisuddin menanyakan tentang fenomena tersebut, karena setiap segala hal yang berkaitan dengan Danau Lut Tawar, beliau selalu respek dan sangat konsen mengeksplor segala sesuatu yang berkaitan dengan Danau Lut Tawar.

Adapun fenomena yang terlihat dalam foto tersebut adalah, adanya perbedaan warna air danau yang sangat kontras tertangkap kamera di kawasan Pante Menye Bintang. Salah satu sisi air danau terlihat dengan warna normal air danau yaitu biru tua sedikit gelap, sementara sisi lainnya yaitu bagian perairan danau yang lebih dekat dengan tepian menampilkan warna yang berbeda, berwarna kuning keruh.

Menurut hasil penelusuran penulis, fenomena tersebut merupakan bagian dari proses sedimentasi. Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel yang terlarut maupun yang tidak terlarut didalam air sehingga membentuk lapisan-lapisan endapan didasar perairan danau. Partikel-partikel yang masuk kedalam perairan tersebut dapat berupa partikel tanah atau lumpur, serasah dan lain sebagainya, baik berupa bahan organik maupun non organik.

Masuknya partikel-partikel tersebut terjadi akibat diangkut oleh aliran air melalui sungai, alur atau inlet-inlet kecil lainnya masuk ke perairan danau, terutama saat terjadinya musim hujan.

Pengikisan lapisan permukaan tanah didaratan atau dikenal dengan istilah erosi, bagi lahan yang tidak tertutup oleh vegetasi berupa tumbuhan semak dan pohon-pohon akan lebih rentan terjadi. Sehingga lapisan tanah yang terbuka tersebut akan terbawa oleh air hujan ke badan perairan, sebagai air keruh pada saluran-saluran yang bermuara di danau.

Air keruh yang mengalir melalui saluran-saluran inilah yang sedang berperan mengangkut partikel-partikel terlarut maupun yang tidak terlarut kedalam perairan danau. Sehingga jika terjadi hal tersebut pada saat keadaan air danau sedang normal (tidak keruh), maka akan terlihat perbedaan warna air yang mencolok, apalagi jika dilihat dari ketinggian, akan terlihat semakin jelas perbedaannya.

Masuknya air keruh yang mengangkut banyak partikel tersebut tidak hanya terjadi pada saat musim hujan, akan tetapi di saat lain pun bisa saja terjadi, seperti pada saat petani mulai turun ke sawah untuk mengolah lahannya. Pada saat itu akan terjadi pembalikan dan pengadukan di lahan-lahan persawahan, yang tentunya akan memicu air dipersawahan menjadi keruh karena mengandung banyak partikel tanah, yang selanjutnya hanyut menuju danau.

Pembukaan lahan dan jalan disekeliling kawasan danau Lut Tawar, juga sangat berpengaruh terhadap meningkatnya erosi yang pada akhirnya berdampak terhadap kekeruhan dan sedimentasi di danau Lut Tawar. Hal tersebut sangat mungkin, karena banyak pembukaan lahan dan jalan diseputaran danau yang akhirnya memicu longsor, selanjutnya ketika hujan turun tanah longsorannya menyebabkan air keruh akan memasuki danau semakin banyak.

Semakin padatnya pemukiman diwilayah seputaran Danau Lut Tawar, juga berpotensi meningkatkan limbah domestik, yang akan mempengaruhi meningkatnya jumlah bahan-bahan pencemar kedalam danau. Limbah rumah tangga yang biasanya terdiri dari sampah plastik dan lain-lain akan bercampur dan terakumulasi dengan patikel lainnya saat diangkut oleh air hujan menuju danau, membetuk lapisan sedimen didasar danau, sehingga pendangkalan tidak akan terhindarkan.

Jika fenomena ini terus terjadi tanpa adanya upaya untuk mengontrol atau meminimalisasi erosi yang terjadi didaratan, maka bukan tidak mungkin Danau Lut Tawar akan tinggal nama, karena telah berubah menjadi daratan akibat sedimen yang terbentuk oleh erosi dan aktivitas manusia didaratan. Banyak contoh yang telah terjadi dibelahan bumi lainnya, danau menghilang karena telah berubah menjadi daratan.

Belum diperoleh data seberapa besar laju sedimentasi di Danau Lut Tawar yang memiliki luas 5.742 Hektar ini, mungkin karena masih minimnya upaya penelitian kearah itu. Sangat penting mengetahui informasi tentang perubahan-perubahan morfologi danau Lut Tawar, karena hal tersebut berguna untuk mengelola Danau Lut Tawar kedepan, agar tetap terjaga kelestariannya.

*Wartawan LintasGayo.co

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.