Wen Syukur : Giok Jenis White Idocrase hanya ada di Gayo

oleh
Koleksi batu unik jenis Giok milik Wen Syukur yang masuk 10 Besar kontes batu Unik yang diikuti lebih dari 500 peserta, saat ini harga jualnya telah mencapai 115 Juta Rupiah. (Foto : Koleksi Wen Syukur)
Wen Syukur
Wen Syukur

Takengon-LintasGayo.co : Tanoh Gayo memang menyimpan sejuta kekayaan alam melimpah, akhir-akhir ini masyarakat Gayo mulai disibukkan dengan pencarian batu mulia jenis Giok di pedalaman hutan Linge dan sekitarnya. Batu mulia jenis Giok di Gayo tak hanya memiliki kekerasan nomor dua terbaik di dunia. Namun ada satu jenis batu Giok yang saat ini hanya ada di kandungan bumi Gayo yaitu White Idocrase atau lebih dikenal dengan nama pasar Giok Salju, demikian kata Wen Syukur pakar batu mulia putra asli Gayo yang sejak tahun 2009 lalu telah melakoni bisnis ini.

Dilanjutkan, selain bahan baku yang melimpah, jenis batu white idocrase (Giok Salju) juga memiliki pangsa pasar yang cukup menjanjikan hingga ke luar negeri. “Saya sudah mencoba menjualnya keberbagai daerah bahkan ke luar negeri, pangsa pasarnya cukup menjanjikan,” terang ketua harian Asosiasi Pengusaha Batu Alam Aceh ini, Minggu (14/12/2014) saat sharing informasi bersama Gayo Gemstone (GG-Ctm) di Takengon.

Saat ini, lanjut Wen Syukur masyarakat Gayo telah salah memberi penamaan terhadap Giok Salju. Masyarakat saat ini lebih mengenal dengan nama Giok neon. Padalah menurutnya lagi, Giok neon cirinya buka seperti itu. “Asal putih dan sudah mengkristal masyarakat menyebutnya adalah Giok neon, padahal itu adalah Giok salju (white idocrase),” ucap putra asli Pejeget-Pegasing yang sudah memenangi berbagai kontes batu mulia di tingkat nasional ini.

“Dengan salah menamakan jenis batu tersebut yang dirugikan  justru penjual batunya sendiri. Karena orang luar daerah yang membeli sudah mengetahui jenis batu tersebut, dan standar harganya. Kita yang bertahan dengan sebutan neon tidak mau menjualnya karena harga giok neon tentu lebih mahal setingkat dari Giok Salju. Dan pembeli pun urung untuk membelinya, padahal memang jenis batu itu adalah Giok Salju bukan neon. Karena tidak laku-laku, akhirnya si penjual menjual dengan harga yang lebih murah lagi, kan kita yang rugi,” timpalnya.

Sebagai solusi, Wen Syukur menyarankan agar memperlajari dan berkomunikasi aktif terkait penamaan batu jenis Giok yang sudah populer dikalangan pembeli. “Jangan buat nama yang jauh dari kata populer dari kalangan pembeli, sedangkan untuk giok salju (white idocrase) orang Gayo lah yang pantas membuat namanya, kalau boleh saya usul namanya Giok Salju Gayo saja,” demikian Wen Syukur.

(Darmawan Masri)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.