
Redelong-LintasGayo.co : Angka kematian ibu dan anak saat proses persalinan masih tinggi di Kabupaten Bener Meriah, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan setempat tahun 2013 kematian ibu berjumlah 7 orang dengan penyebab kematian tertinggi perdarahan. Sementara angka kematian bayi berjumlah 69 orang dengan penyebab ASFIKSIA, BBLR dan lain-lain. Selanjutnya jumlah lahir mati berjumlah 25 kasus. Di tahun 2014 jumlah tersebut tidak berkurang, hingga bulan November angka kematian Ibu dan Anak mencapai 78 orang.
Salah satu strategi pengurangan angka kematian ibu dan anak ini adalah dengan mengembangkan konsep Audit Maternal Perinatal/Neonatal (AMP) tingkat Kabupaten. Demikian kesimpulan setelah dilakukannya serangkaian pertemuan yang diikuti lintas sektor selama 4 hari belakangan ini yang puncaknya digelar di aula Mes Pemkab Bener Meriah, Rabu 19 November 2014.
Konsep AMP merupakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui pembahasan kasus kesakitan, kematian Ibu dan Perinatal, bertujuan sebagai pembelajaran sehingga tidak terjadi kasus yang sama dimasa yang akan datang.
AMP ini juga dimanfaatkan untuk menggali permasalahan yang berperan atas kejadian morbiditas (angka kesakitan) maupun mortalitas (angka kematian) yang berakar pada pasien /keluarga, petugas kesehatan, manajemen pelayanan, serta kebijakan pelayanan.
Melalui kegiatan ini diharapkan para pengelola program KIA di Kabupaten dan para pemberi pelayanan di tingkat dasar kabupaten dapat menetapkan prioritas untuk mengatasi faktor-faktor yang berpengaruh tersebut.
Dalam sambutannya Kepala Dinas Kesehatan Bener Meriah, Musran Apt, M.Kes dihadapan peserta yang hadir menekankan dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelola program kesehatan Ibu dan Anak dan penanganan beberapa kasus, perlu upaya meningkatkan kualitas pelayanan dengan melibatkan beberapa pihak guna menekan angka kematian Ibu dan Anak.
“Pada hari ini merupakan puncak kegiatan untuk mendorong komitmen semua pihak termasuk dinas dan muspika lintas sektor sehingga angka kematian Ibu dan Anak semakin menurun,” kata Musran. Dia juga berharap agar kegiatan ini mendapatkan arahan dari pimpinan, agar kegiatan komitmen ini akan lebih menjadi sempurna.
Menanggapi kondisi ini, Wakil Bupati Rusli M. Saleh menyatakan kematian memang tidak dapat dihindari namun hendaknya kematian ibu dan anak itu bukan karena kelalaian dalam penangananya.
“Jangan sampai ada penyebabnya karena Pemerintah, maka ini yang perlu ditekankan kesemua instansi terkait,” cetusnya.
Wabup sambil bergurau juga mengingatkan kematian ibu melahirkan dan anak mungkin juga karena ‘tabrak’, maksudnya masih belum sampai umur sudah keburu nikah sehingga Ibu belum siap untuk melahirkan secara fisik dan bathin.
“Siapa yang mau disalahkan, bahkan melihat beberapa kasus seperti tahun lalu seorang bayi di daerah Samar Kilang akibat kematiannya adalah karena keterlambatan penanganan, jadi ke depan kondisi ini yang tidak kita inginkan, harus ada mekanisme penanganan khusus, apakah membawa pasien keluar dari lokasi terlebih dahulu sehingga cepat di antisipasi,” kata Wabup.
Dalam pertemuan ini juga beberapa kepala Kantor Urusan Agama (KUA) mempertegas hubungan mekanisme yang akan di bangun seperti yang dihalkan oleh kepala KUA lampahan, Darwinsyah.
“Pada dasarnya kami selama ini ada upaya komunikasi dengan Badan Keluarga Berencana (KB) namun masih belum efektif maka harapan kami ketika Suscatin Aman dan Inen Mayak hendaknya ada pihak dinas atau dan unsur dari KB memberikan penyuluhan terutama berkaitan dengan penggunaan dan fungsi alat kontrasepsi serta kesehatan Ibu dan Anak,” harap Darwinsyah.
Dia berharap mekanisme secara teknis harus di perkuat kembali sehingga terjalin komunikasi yang bagus antara Kemenag dan Pemerintah Daerah.
Diskusi dalam pertemuan tersebut ditutup Kadis Kesehatan. “Pertemuan ini akan digelar kembali untuk menyikapi beberapa mekanisme dan kemitraan agar lebih sistematis dan efektif dan akan kembali dibahas dengan melibatkan beberapa lintas sektor dan Dinas terkait,” kata Kadiskes Bener Meriah, Musran.
Selain dihadiri Wakil Bupati Bupati, pertemuan itu juga ada Kemenag Bener Meriah, Kapolres, Dinas Syari’at Islam, MPU, BKBN, PA, Kepala Rumah Sakit Muyang Kute, seluruh KUA dan Kepala Puskesmas.
Sebagai keterwakilan masyarakat juga hadir organisasi Sipil dan NGO seperti Save The Children, Mitra USAID-Kinerja Redelong Institute, Komite Kesehatan Kecamatan (K3), Komunitas Peduli Kesehatan Kabupaten Bener Meriah (KPK-BM), serta beberapa kepala kampung dan tokoh masyarakat.
Kegiatan tersebut difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Bener Meriah, bagian Kesehatan Ibu dan Anak, dan USAID-Kinerja yang konsen di penguatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak serta ASI Eksklusif. (SP | Kh)