Di Gayo, gule Bado dipercaya untuk obat paska bersalin dan bedah

oleh

Takengon-LintasGayo.co : Ikan gabus (gule bado-Gayo:red) di Takengon Kabupaten Aceh Tengah laris manis jika banyak orang menjalani operasi atau bersalin yang mempercayai mengkonsumsi gule bado akan mempercepat penyembuhan. Begitu diutarakan pedagang spesialis Bado, Jariansyah Aman Gun di pasar Gule jalan Peteri Ijo Takengon, Minggu 9 November 2014.

Aman Gun
Aman Gun

“Banyak yang dioperasi dan bersalin, makin tinggi penjualan saya,” kata Aman Gun, pedagang paling senior sejak tahun 1975 saat pasar tersebut masih berupa tenda dan dibangun permanen pada tahun 1977.

Dijelaskan lagi, gule bado dipercaya masyarakat Gayo secara turun temurun sebagai obat mempercepat penyembuhan ibu bersalin dan setelah menjalani operasi bedah.

“Biasanya bado di panggang, atau diolah secara khas Gayo di pengat dan di dedah, namun yang paling sering di dedah.” ujar Aman Gun ayah 4 orang anak ini.

Lalu darimana dia mendapat gule Bado, pria kelahiran 1960 ini mengaku mendapatkannya dari penangkap ikan di danau Lut Tawar yang sudah menjadi langganannya.

“Di sini tidak ada budidaya ikan gabus, biasanya ditangkap dengan pancing, tangil dan serampang (cara menangkap ikan di Gayo-red),” kata Aman Gun yang mengaku berasal dari kampung Kenawat Lut.

Dalam seharinya, lanjutnya, ikan gabus dibeli pembeli mencapai 30 ekor dengan harga bervariasi sesuai ukuran. Namun umumnya tidak lebih dari Rp.100 ribu perekor untuk ikan seukuran panjang sekira 30 cm dengan berat sekitar 2 kilogram.

Pun melakoni profesi sebagai pedagang ikan, Aman Gun mesti menambah penghasilan sebagai petani kopi. “Tidak cukup untuk menyekolahkan anak dari ikan ini, mesti ditambah dengan kopi,” ujar Aman Gun.

Ikan Gabus di pasar Gule Takengon. (LGco_Khalis)
Ikan Gabus di pasar Gule Takengon. (LGco_Khalis)

Jejolong Punah, Lokot dan Mut langka
Aman Gun menyatakan miris dengan makin langka dan punahnya beberapa ikan di danau Lut Tawar, terutama Jejolong.

“Jejolong sudah lama saya tidak pernah lihat, ini akibat ikan grasscarp yang ditebar di Lut Tawar beberapa tahun silam,” kata Aman Gun bernada memvonis.

Ditanya apakah ikan Lokot apakah masih ada walau sudah agak langka seperti halnya ikan lele (Mut-Gayo:red) asli Lut Tawar, dia menjawab masih banyak dan kerap diantar orang kepada dia untuk di jual kembali.

“Lokot dan Mut masih ada, tapi sudah agak langka. Di rawa Bukit Menjangan masih banyak, kalau diperlukan untuk obat kampung (alternatif-red) datang kesini atau cari di paya (rawa) Bukit Menjangan,” ungkap Aman Gun. (Kh)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.