Banda Aceh-LintasGayo.co : Dalam pekan ini, Provinsi Aceh, khususnya Kota Banda Aceh disibukkan dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat dalam jumlah banyak. Hal itu patut diapresisasi setinggi-tinggi, karena dari beragam kegiatan itu mengindikasikan bahwa roda kegiatan masyarakat Aceh sedang berjalan dengan baik.
Salah satu agenda besar masyarakat Aceh dalam pekan ini adalah acara zikir akbar di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh yang dilaksanakan oleh Pemerinah Aceh pada malam minggu 20 September 2014.
Tak tanggung-tanggung, zikir yang bakal dihadiri oleh ribuan jamaah dan dibuka oleh Gubernur Aceh Zaini Abdulllah itu bakal dipimpin langsung oleh ustadz masyhur nusantara, yaitu Ustadz Arifin Ilham. Kegiatan itu tentu saja semakin menambah kesan Islami yang memang sedari lama melekat pada Provinsi Aceh.
Namun di tengah rasa haru dan bangga itu, Satuan Tugas Percepatan Pembangunan Aceh (Satgas PPA) merasa kecewa terhadap panitia pelaksana kegiatan hiburan kebudayaan yang bakal menggelar konser Grup Band Slank pada waktu yang bersamaan, dan tempat yang hampir bersamaan pula, yaitu di Lapangan Blang Padang Kota Banda Aceh.
“Bagi kami ini sesuatu yang seolah mengolok-mengolok. Bagaimana bisa dua kegiatan yang kontras dilaksanakan di waktu yang bersamaan. Lokasinya itu berdekatan. Ini memalukan sekali,” kata Muhammad Balia, Humas Satgas PPA.
Menurut Balia, konser Slank yang diadakan di Blang Padang seolah ingin segera membantah apa yang saat ini sedang diusahakan oleh Pemerintah Aceh untuk membentuk citra Aceh yang lebih Islami.
“Zikir adalah kegiatan keagamaan, yang membuhkan suasana yang tenang dan kusyuk. Dan itu tak akan mungkin bisa didapatkan kalau dalam waktu bersamaan, beberapa ratus meter dari Masjid Raya juga dilaksanakan konser musik yang kebiasaanya dengan suasana yang hura-hura,” kata Balia.
Balia mendesak agar panitia kegiatan konser untuk dapat menunda acara tersebut. Jika konser itu tetap dilaksanakan dalam waktu bersamaan dan tempat yang berdekatan, hal itu menurutnya adalah sesuatu yang sangat tidak beretika dan memalukan.
“Panitia konser seperti ingin membuat malu Pemerintah Aceh yang jauh-jauh hari sudah mempersiapkan acara zikir akbar.”
Tanggapan lebih keras disampaikan oleh Tgk Bulqaini Tanjungan, Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA). Ia bahkan dengan tegas mengatakan bahwa acara-acara konser musik tak perlu dilakukan di Aceh, apalagi dalam dalam waktu yang bersamaan dengan acara zikir.
“Tak boleh itu! Bagaimana ini, masyarakat sedang berzikir, tapi di sebelahnya ada konser. Muspida harus bersatu untuk mengatasi ini. ” kata Tgk Bulqaini.
Tgk Bulqaini juga mengatakan bahwa pihaknya sangat kecewa dengan panita konser. Di satu pihaknya saat ini sangat mensuport setiap kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh, tapi disisi lain, kata Tgk Bulqaini ada pihak lain yang ingin mengacaukan suasana.
“Tentu saja kami tidak punya wewenang apa-apa dalam hal ini. Tapi kami, dari ulama HUDA meminta dengan sangat kepada panita agar konser itu tidak dilaksanakan,” kata Tgk Bulqaini. (SP)