[Puisi] Mantra Gelana Petani Kopi*

oleh

Purnama K Ruslan

Kureguk kopi hitam, kelam
Maka kurasuki letih peluh petani
Yang menyelimuti malam-malam
Pekat dan sunyi
Hursah ………..
Hursah………..

Kuteguk kopi hitam pekat
Seketika menusuk derita pedih
Para petani
Yang terus menderu di hari-hari
Penuh peluh

Tangkai batang-batang kopi
Nafas dari tali hidup
Bersemayam di jantung

Perih hitam kopi petani
Berdiang-diang di ranjang
Penuh harap dan cita
Pilu menderu sebuku
Batang dan daun kopi
Hursah………..
Hursah……….. [SY]

 

Gedung MPR RI, 25 Oktober 2013

 

 

Purnama-K-RuslanPurnama K Ruslan adalah seniman Gayo yang lahir di Takengon. Pernah menjadi Redaktur Tabloid “Takengon Ekspres” pada tahun 2001 dan Ketua Dewan Kesenian Takengon (DeKaTe) selama beberapa periode. Lelaki supel dan visioner yang pernah menempuh pendidikan di Akademi Arsitektur Yogyakarta ini aktif membela Kabupaten Aceh Tengah dan seni Gayo dalam even-even budaya, baik lokal, regional maupun nasional. Saat ini ia tinggal di Lentik Kebayaken diantara puing-puing rumahnya yang rusak akibat gempa pada tanggal 2 Juli 2013 silam.

 

Puisi ini telah dibacakan di Gedung Nusantara V DPR-MPR RI Senayan Jakarta pada tanggal 25 Oktober 2013, dalam serangkaian acara “Sosialisasi Empar Pilar Kebangsaan”, Didong Jalu antara Teruna Jaya Vs Kemara Bujang, Diskusi Kopi, Pameran Kopi dan Peluncuran Buku “Antologi Puisi Secangkir Kopi 6 Negara” The Gayo Institute (TGI). Saat itu Purnama K Ruslam tampil membaca puisi panjangnya disela Didong Teruna Jaya, sementara Salman Yoga S tampil dari group Kemara Bujang.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.