Pidie-LintasGayo.co: HASIL analisa sementara Badan Pengendali Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kabupaten Pidie, menunjukan bahwa kematian ribuan ikan kerling atau ikan jurong (di Gayo dikenal bernama ikan pedeh) di sepanjang Krueng Tangse hingga Geumpang, sejak Minggu, 27 Juli 2014 lalu, ternyata bukan karena merkuri seperti dugaan masyarakat sebelumnya.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bapedalda Kabupaten Pidie Muslim, Jumat (1/2014).
Menurutnya, hasil analisa sementara terhadap sampel bangkai ikan tersebut kemungkinan diracun oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan bukan karena pencemaran merkuri.
“Pencemaran merkuri tidak menyebabkan ikan mati secara tiba-tiba, dan antara sungai dengan pertambangan pun jauh sehingga tidak memungkinkan dibuang limbah ke sungai, walau begitu kita tetap menunggu hasil uji lab” kata Muslim.
Dia menambahkan saat ini masyarakat Mane juga sedang menyelidiki penyebab matinya ikan kerling secara tiba-tiba. Untuk melindungi ikan air tawar di aliran Krung Mane, Kata dia, masyarakat di sana memiliki ketentuan yang sudah disepakati bersama.
“Yaitu barang siapa yang meracuni atau menyetrum ikan maka akan dikenai denda sedikitnya lima juta rupiah,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Bapedalda Kabupaten Pidie sudah menurunkan Tim ke Kecamatan Mane untuk melakukan penelitian terhadap ratusan ikan kerling yang mati mendadak sejak beberapa hari lalu di kawasan sungai Krueng Mane.
“Setelah mendapat laporan masyarakat Bapedalda Pidie bersama DKP (Dinas kelautan dan Perikanan) Aceh, kemarin (Kamis 31 Juli 2014-red) langsung membentuk tim untuk menindak lanjutin kejadian tersebut,” Kata Muslim, Jumat (1/8/2014.
Dia mengatakan tim telah mengambil sampel bangkai ikan untuk diuji laboratorium di Banda Aceh. Namun pihaknya belum bisa menyimpulkan sebelum ada hasil uji laboratorim.
“Paling lambat seminggu setelah pengambilan sampel, kita akan mengetahui hasilnya uji lab di Banda Aceh,” ujarnya.
Ratusan ikan yang ditemukan mati di sepanjang Krueng Tangse hingga Geumpang, sejak Minggu, 27 Juli 2014 lalu, diduga karena merkuri. Merkuri, yaitu sejenis cairan kimia yang digunakan untuk pengolahan emas dan perak.
Menurut pengakuan warga setempat yang tidak disebutkan namanya menuturkan, biasanya ia mendapatkan air merkuri ini secara ilegal di salah satu agen penjualan di Geumpang. Ia mengaku sudah melakukan usaha penambangan emas ilegal sejak pertengahan 2012 lalu.
“Kamoe kayem meubloe bak sidroe agen nyang kerja bak saboh pabrek secara ilegal (Kami biasanya membelinya pada salah satu agen yang bekerja di sebuah pabrik secara ilegal),” ujarnya Jum’at, 1/8/2014).[] atjehpost.com