
Blangkejeren-LintasGayo.co : Sejumlah tokoh dari 5 Kabupaten di Provinsi Aceh yang tergabung dalam Gayo Serumpun, mulai Sabtu (7/6) malam menggelar silaturrahmi dan temu ramah di Hotel Marmas Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues, pertemuan itu diikuti oleh para tokoh dari Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Lokop Serbe Jadi, dan Kabupaten Aceh Tenggara (Gayo Agara).
Inisiator acara itu, Buniyamin kepada LintasGayo.co mengatakan, pertemuan yang dilakukan oleh warga Gayo Serumpun berawal dari kesepakatan dari Grup Black Berry Massenger (BBM) Gayo Serumpun, dan setelah dikoordinasikan, Blangkejeren dijadikan lokasi pertemuan yang disepakati oleh semua tokoh Gayo Serumpun.
“Hanya perwakilan dari Lokop Serba Jadi yang agak sulit kami hubungi dari lima Kabupaten yang telah kita sepakati ini, karena tokoh sulitnya akses komunikasi. Tapi Alhamdulilah ada juga perwakilan yang datang,” katanya bahwa acara silaturrahmi itu terselenggara berkat kumpulan dana dari masing-masing peserta grup, dan bukan dari dana pemerintah.
Dalam acara itu, bebeapa perwakilan yang datang adalah Edi Putra Kelana dari Aceh Tengah beserta rombongan, Sri Wahyuni Bener Meriah, Buniyamin Gayo Lues, Berlian Lukup Serba Jadi, dan H Ariadi dari Kabupaten Aceh Tenggara.
“Tujuan pertemuan ini membahas persoalan Urang Gayo, dan bagaimana cara mengobatinya, dan kami merencanakan yang hadir dalam acara silaturrahmi ini sekitar 50 orang, tetapi karena ada sebagian yang dilarang datang oleh seseorang, makanya yang datang hanya sekitar 30 orang,” jelasnya.
Karakter Negatif jadi Positif
Disamping itu, Buniyamin juga mengatakan pembahasan dalam silaturahmi ini juga dalam upaya memperbaiki karakter negatif Urang Gayo menjadi karakter positif, dan dalam pembahasan tidak ada menyangkut menentang Pemerintah Aceh ataupun membahas dan membangkang Pemekaran ALA (Aceh Louser Antara).
Urang Gayo Lukup Serbejadi belum merdeka
Menanggapi kegiatan itu, salah satu warga Lukup Serbe Jadi, Sahudin mengatakan, warga Lukup Serbe Jadi tinggal di tanah Gayo, tetapi di pimpin oleh orang luar yang bukan suku Gayo, selama ini masyarakat Lukup Serbe Jadi sangat banyak mengeluhkan situasi dan kondisi di Kabupaten Aceh Timur.
“Kami di Lukup Serbe Jadi belum merdeka, fasilitas yang ada di daerah lain belum bisa semuanya kami nikmati di daerah Lukup Serbe Jadi, seperti fasilitas jarigan seluler yang belum ada, jalan lintas yang sangat sulit, serta bangunan perekonomian warga sangat memprihatinkan karena terkendala jalan,” katanya.
Ia berharap agar daerah Lukup bisa seperti di daerah yang lain, seperti jalan tembus ke Gayo Lues, Aceh Tengah dan jalan tembus ke Aceh Tamiang. Harapan itu disampaikan kepada seluruh warga Gayo Serumpun untuk memberikan solusi dan cara agar warga Gayo di Lukup juga bisa seperti daerah Gayo lainya.
Jangan Munafik
Selanjutnya Makmur Jaya perwakilan Aceh Tengah mengatakan, warga Gayo rata-rata pintar dan cerdas, tetapi seiring berkebangnya zaman, putra asli Gayo ada juga yang tidak mengakui asal usulnya sebagai putra Gayo, munafik seperti itu harus dihilangkan agar nama Gayo tetap harum keluar daerah.
“Warga Gayo terlalu banyak kemunafikan, seperti pemain Saman dikatakan tarian orang miskin, seperti anak pejabat yang tidak pernah ikut memainkan tarian Saman, budaya seperti ini harus kita hapuskan, dan harus kita kembangkan supaya Tari Saman hilang di Gayo Lues dimiliki dunia,” katanya.
Koordinasi Gayo
Lain halnya dengan seorang tokoh birokrat di Gayo Lues, Thalib S Sos yang ikut dalam grup Gayo Serumpun mengatakan, pertemuan seperti ini harus didorong kedepannya, dan harus dilanjutkan karena bertujuan positif, sehingga kedepannya bisa saling berkoordinasi.
“Kita harus membuat acara seperti ini sebagai acara yang luar biasa, seperti Kopi yang sedang digalakkan di Aceh Tengah, daerah lain bisa saling koordinasi bagaimana cara merawatnya, begitu juga dengan Aceh Tenggara, warga Gayo lainya bisa tukar pikiran bagaimana cara mengembangkan Kopi dan Jagung,” ucapnya. (Anuar Syahadat)