Elemen sipil nilai eksekutif dan legislatif Aceh Tengah egois

oleh

Takengon-LintasGayo.co : Kebijakan Bupati Aceh Tengah mengusulkan pengadaan mobil dinas baru di tengah kondisi rakyat yang masih tidur di bawah tenda darurat merupakan sebuah keputusan yang kurang tepat dan dinilai sejumlah elemen masyarakat tidak memiliki hati nurani dan egois.

Dari tanggapan-tanggapan yang berkembang di tengah masyarakat, uang sebesar Rp. 1,2 Milyar yang diperuntukkan membeli mobil dinas itu harusnya dapat mengurangi beban masyarakat yang tertimpa musibah gempa bumi yang melanda daerah ini setahun yang lalu.

“Masih terdapat beberapa warga yang hingga saat ini masih tidur di dalam tenda, apakah pemimpin di negeri yang bergelar Malem Dewa ini tidak lagi memiliki hati nurani,” keluh Idrus Aktifis LSM JangKo, saat dikonfirmasi LintasGayo.co, Selasa (3/06/2014) di Takengon.

Menurut Idrus, Bupati (Ir. Nasaruddin,MM) selaku kepala daerah dan pihak legislatif Aceh Tengah khususnya badan anggaran semestinya memiliki hati nurani ketika mengesahkan anggaran untuk pengadaan mobil dinas yang cukup mahal tersebut, apalagi  rakyat di daerah ini belum sembuh dari duka bencana, masih banyak warga yang tidur dibawah tenda-tenda darurat. Kata Idrus.

Lebih lanjut LSM yang konsen menyorot praktek korupsi di Gayo ini menegaskan apabila proyek pengadaan mobil dinas Bupati Aceh Tengah tersebut diakomodir oleh Dewan, maka wakil rakyat Aceh Tengah itupun perlu diperiksa kesehatannya.

“ Mungkin syaraf yang ada dibagian lehernya rusak akibat konslet,” ucap Idrus protes keras pemanfaatan uang Negara tersebut kepada kebutuhan sekunder dan egoisme  pimpinan.

Peryataan serupa disampaikan oleh organisasi Taruna Merah Putih Provinsi Aceh, Aramiko Aritonang yang menyebutkan pengadaan mobil dinas Bupati Aceh Tengah jenis Land Cruiser dengan harga Rp. 1,2 Milyar merupakan sebuah pemborosan uang Negara sekaligus menyatakan bahwa kebijakan pimpinan daerah tersebut tidak pro–rakyat, wajib dibatalkan. “Wakil rakyat harus bertindak tegas dan tidak boleh melakukan neko-neko,” kata Aramiko.

“Kami selaku elemen masyarakat akan melakukan aksi protes, apabila pengadaan mobil dinas bupati ini dikabulkan, sebaiknya pemerintah daerah konsen membantu rakyat yang sedang dilanda musibah bukannya membeli kebutuhan yang bersifat sekunder tersebut,” tegasnya.

Sebelumnya beberapa media online maupun cetak di Gayo melansir berita tentang Dewan Aceh Tengah sorot pengadaan mobil dinas baru untuk Bupati Aceh Tengah dan memproteksi bahwa pengadaan mobil yang diusul oleh pihak eksekutif tersebut situasi atau kondisinya tidak tepat dan relevan dengan keberadaan warganya yang masih banyak tidur dibawah tenda darurat.

Dana Atlet ke PORA
Persoalan lainn yang saat ini mengemuka di Aceh Tengah adalah aksi protes sejumlah atlet Aceh Tengah yang akan berlaga di Pekan Olahraga Aceh (PORA) XII di Aceh Timur. Mereka mempertanyakan biaya pemusatan latihan (TC-red) dan pemberangkatan mereka menuju gelanggang PORA yang dipusatkan di Ide Rayeuk, 11 Juni mendatang.

Para Atlet yang bernaung di bawah KONI Aceh Tengah inipun menyinggung soal pengadaan mobil dinas yang diusul Bupati Aceh Tengah seharga Rp. 1,2 Milyar tersebut. Padahal kepentingan mereka dievent lomba tingkat provinsi itu membawa harum nama daerah.

“Hingga saat ini dana atau biaya kami belum jelas, untuk itu kami adakan protes dengan menggelar aksi meminta uang recehan kepada masyarakat atau mereka yang peduli dengan olah raga, seyogyanya para pemimpin di Aceh Tengah ini tidak egois dalam mengalokasikan dana rakyat tersebut,“ kata salah seorang Pengurus Cabang Olah Raga di Takengon, Selasa (03/6/14). (GM)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.