
Jakarta-LintasGayo.co : Menjelang waktu Pemilu yang tidak lama lagi akan dilaksanakan, semakin banyak persepsi dari masyarakat mengenai kriteria calon presiden yang akan dipilihnya.
Menyikapi ini, Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman dalam siaran pers yang diterima LintasGayo.co, Rabu 26 Maret 2014 mengatakan, publik masih lebih tertarik terhadap kandidat Capres yang mempunyai sikap santun dan merakyat, bahkan masyarakat tidak perduli apakah orang tersebut bohong atau tidak.
Menurut Jajat, persepsi mengenai calon presiden tegas hanya dianggap sebagai calon alternatif adalah keliru. Pasalnya, melihat berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, justru memerlukan ketegasan dari pemimpinnya.
“Ketegasan sering dikaitkan galak, atau temperamen. Padahal, ketegasan seorang pemimpin terbukti mengantarkan para pemimpin daerah yang sukses memimpin daerahnya. Sebagai contoh, ada ibu Risma Wwalikota Surabaya yang berani mengambil sikap tegas dengan menolak proyek pembuatan jalan tol dalam kota, serta menutup lokalisasi di Surabaya, Ahok yang berhasil merapihkan birokrasi di DKI Jakarta” tegas Jajat.
Pada Pemilu kali ini ada beberapa kandidat calon presiden dengan berbagai latar belakang yang berbeda serta mempunyai karakter yang berbeda pula. Saat ini Indonesia ada di persimpangan jalan, banyak riset membuktikan 70 tahun adalah umur paling krusial dari satu negara, gagal atau berhasilnya sistem sebuah negara terlihat di usia tersebut.
“Pilihan ada di bangsa ini, ada di masyarakat, apa kita ingin terus diam dan menerima pemimpin yang hanya pintar menutupi fakta, menutupi kelemahan bangsa. Atau kita memilih pemimpin yang membuka fakta, dan bisa membawa Indonesia menjadi negara yang jauh lebih kuat dan berdikari,” tutup Jajat. (SP)