Linge diantara janji-janji

oleh

Cover LG 4 Final[Catatan redaksi tabloid LintasGAYO edisi 4]

LINGE, rasanya tidak ada yang tak kenal dengan nama tersebut. Ya… nama kerajaan yang zaman dahulu sangat terkenal di bumi Gayo. Benar juga, nama sebuah kecamatan yang berada dalam peta geografis Aceh Tengah.

Nama kerajaan yang tergerus waktu menjadi nama kecamatan dan kampung. Bukan tidak mungkin juga suatu saat nanti nama itu hanya tinggal kenangan dan daerahnya bisa jadi ‘tanah kosong’ tanpa penghuni.

Kondisi ini bisa terlihat dari realita saat ini. Linge yang konon katanya banyak melahirkan pemimpin untuk Aceh Tengah, menjadi tokoh ternama baik secara lokal ke Gayo-an dan ke Aceh-an, juga secara nasional, kini sedang merana.

Daerah tersebut bagaikan negeri tak bertuan. Melihat realita inilah, pada edisi IV LintasGAYO yang terbit 7 Maret 2014, kami menyampaikan kondisi terkini dari Linge tersebut. Semoga sajian ini bisa membuka mata semua pihak, bahwa kita punya tanah sejarah dan tanah leluhur yang dirintis moyang datu Gayo.

Kondisi Linge saat ini kami sandingkan dengan kedatangan Gubernur dan wakil Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf ke bumi Gayo. Pasangan pemimpin Aceh yang digelari Zikir ini, banyak memberi harapan semoga bukan cet langet.

Sedikitnya ada tujuh janji yang tercatat dari kunjungan Zikir tersebut. Janji tersebut sebagian janji pada masa kampanye Pemilukada 2012 lalu. Janji tersebut kembali dilontarkan jelang Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 ini.

Memang tahun ini tahun politik, tahun pesta bagi para politikus. Tahun para pendosa untuk berjanji dengan banyak kebohongan. Ini bukan mengada-ngada. Tapi rakyat sudah merasakan, berapa banyak sudah anggota dewan yang duduk saat ini merealisasikan janjinya saat Pemilu 2009 lalu.

Apakah ini hanya sekedar janji politik?

Disamping sajian cerita dari bumi Linge, dan janji-janji Zikir, dalam edisi ini kami juga menyajikan liputan menarik lainnya, seperti pesona Marpunge, satu kawasan yang indah sebagai objek wisata tersembunyi dikaki Gunung Leuser. Ada juga kuliner Gayo, sebagai bagian untuk mengingatkan kita bahwa Gayo memiliki kekayaan akan masakan khas tradisional.

Akhir ni cerak, terime mi kami sebagai Hariye ni urang Gayo ku rakan sudere bebewene. Banggalah sebagai anak Gayo dan cintailah apa yang dimiliki Gayo sebagai kekayaan dari kepingan tanah syurga. (red)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.