Menyikapi Air sebagai Rahmat Allah

oleh

Oleh : Ir. H. M. Ahsan Jass, M. Eng

 

ahsanAIR yang diturunkan Allah SWT kemuka bumi ini merupakan salah satu unsur  pembangun kesetimbangan lingkungan (ekologi). Keberlangsungan hidup dan kehidupan di bumi sangat tergantung kepada air, hingga keberadaan air sangat dirasakan sebagai rahmat bagi seluruh makhluk di bumi ini. Sebelum ilmu hidrologi di rumuskan oleh para ahli hidrologi/air, Saat 15 abad yang silam Allah sudah menjelaskan mengenai seluk beluk air, yaitu melalui firman-Nya dalam Al Qur’an. Surat Ar Rum ayat 48 :

 “llah yang meniupkan angin, maka terbentanglahdi langit  awan yang gumpal-gumpal seperti kehendakNya, dari sela-selanya terbentuklah air, ketika hujan turun di tempat diantara hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, sepontan mereka bergembira.”

Selanjutnya firman Allah diSurat Ar Ra’du ayat 3, yang maksudnya sebagai berikut :

Allah yang membentangkan bumi, selanjutnya dijadikannya gunung-gunung  dan sungai-sungai, dari, tiap buah-buahan dijadikanNya berpasang-pasangan (jantan dan betina). Dia pula yang mengganti malam menjadi siang, sesungguhnya dalam kejadian itu mengandung petunjuk bagi kaum yang memikirkannya

Kedua ayat tersebut di atas mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam membangun berlangsungnya  siklus hidrologi. Komponen tersebut terdiri dari  angin , awan ,  hujan, pegunungan , sungai dan laut. Penciptaan  hutan sebagai penutup pegunungan, bentuk sungai yang berkelok-kelok, semuanya itu   mempunyai tujuan-tujuan atau fungsi-fungsi tertentu.

Tujuan Allah SWT menciptakan hutan di bumi ini antaranya adalah :

  1. Sebagai bendungan alam, penahan air hujan yang Allah turunkan, hingga tidak serta merta kembali kelaut. Secara bertahap airturun dari pegunungan kepelimbahanmelalui mata – mata air pegunungan, sehinggaaliran  air di palung sungai secara terus menerus tetap berlangsung, dan menjadikan  sungai tetap lestari. Dimusim penghujan hutan  juga berfungsi sebagai pengendali banjir dan pengendali  daya rusak air, yang kerap  menimbulkanbecana bagi manusia.
  2. Penutup  muka tanah  agar tidak mudah tererosi oleh  hujan. Sekali gus  memperkecil kosentrasi sedimen yang hanyut dalam aliran sungai.
  3. Memproduksi oxygen (O2), zat yang sangat dubutuhkan oleh setiap makhluk di bumi ini, kedudukan pentingnya O2 bagi makhluk sama dengan  air.  Setiap hari jutaan  kubik O2dihasilkan, dan selanjutnya diedarkanNya  keseluruh penjuru bumi.
  4. Menyerap gas buangan carbon dioxide (CO2) dari sisa pembakaran  oleh hewan, manusia, industry dan lain-lain
  5. Istana bagi makhluk Allah SWT.  selain manusia, ribuan sepesis  vegetasi dan hewaniyang mendiami hutan, dari ukuran kecil hingga ukuran raksasa, mereka semuasenantiasa  bersujud, berzikir danbersyukur kepada Allah SWT. Dan Allah menjamin kebutuhan makan dan minum serta kelangsungan hidup mereka.
  6. Salah satu unsur penjaga kelembaban dalam mempertahankan suhu bumi.
  7. Dan masih banyak lagi fadhilah-fadhilah hutanyang oleh manusia terbatas mengetahuinya.

Tujuan  Allah SWT menciptakan sungai untuk keberlangsungan kehidupan di bumi ini, adalah :

  1. Sebagai drainase alam, untuk menampung  dan mengalirkan air hujan kembali kelaut, yaitu air hujan yang jatuh disebuah daerah tangkapan hujan, baik yang langsung mengalir dipermukaan atau yang meresap kedalam tanah dan keluar kembali secara  langsung atau   mengalir secara bertahap keluar sebagai  mata-mata air.
  2. Air baku untuk memenuhi kebutuhan semua makhluk di bumi, tidak terkecuali manusia.
  3. Allah jadikan  sungai berkelok-kelok, adalah untuk memperpanjang perjalanan aliran air di muka bumi, sehingga memberi kesempatan untuk  pemamfaatannya, secara maksimal bagi banyak mahkluk, seperti biota air ,  satwa darat, serta untuk kelembaban suhu dan sebagainya.
  4. Sepanjang aliran sungai menjadi tempat yang subur dan nyaman, bagi  semua mkhluk.
  5. Kecendrungan mahkluk berdiam disepanjang aliran sungai, yaitu untuk memdekatkan diri dengan sumber air.
  6. Sepanjang aliran terbentuk suasana yang  segar, nyaman, hingga hamba- hamba /makhluk Allah senantiasabersujud,  bersyukur dan berzikir kepada  Sang Maha Pencipta.
  7. Dan masih banyak lagi fadilah-fadilah yang tersimpan atas terciptanya sungai bagi ekologi ini.

Firman Allah pada surat Ar Rum diatas, Allah menyatakan bahwa: Allah swt.  menurunkan hujandi tempat diantara hamba-hambaNya, ini artinya hujan turun bukan diluar kehendak  Allah ?.  Nah kalaulah demikian,  Siapa hamba-hamba yang Allah maksudkan?.  Allah sendiri yang memberi jawawaban tersebut, yaitu  mereka adalah makhluk-makhluk  Allah  yang senantiasa bersujud,  bersyukur dan zikir kepada NYA.

Firman Allah pada Surat An Nur ayat 41:Maksudnya kira-kira sebagai berikut :

Tidakkah engkau tahu, bahwa siapa yang dilangit dan di bumi dan burung terbang di udara semuanya tasbih (tunduk) Kepada Allah, masing-masing mereka Allah ketahui  do’a dan tasbihnya. Allah mengetahui apa-apa yang mereka kerjakan.

Kemudian Firman Allah di surat An Nahlu Ayat 49 :Maksudnya kira-kira sebagai berikut :

“Kepada Allah sujud (patuh) yang ada dilangit dan di bumi, yaitu segala yang melata dibumi dan malaikat, sedang mereka tiada sombong”.

Apakah manusia termasuk  dalam kontek ayat tersebut?. Ya. Apa bila manusia merasa senantia bertasbih, sujud, bersyukur dan  berzikir kepada Allah Zat Yang maha Pencipta, serta tidak sombong.

Untuk lebih memperjelas, mari kita lihat  tujuan Allah menurunkan hujan, di bumi ini, yaitu :

  1. Menyirami hutan,  berbagai tanaman milik  Allah.
  2. Untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi seluruh makhluk di bumi.
  3. Menumbuhkan tanaman-tanaman  yang selanjutnya memberikan buah-buahan yang menjadi  rezeki untuk dikonsumsi oleh makhluk-makhluk penghuni bumi .
  4.  Air untuk tanah, hingga tanah sesuai sebagai media berlangsungnya  kehidupan tetumbuhan dan hewan termasuk manusia.

Firman Allah pada Surat Al Ambiyak ayat 30 yang maksudnya sebagai berikut :“Tidakkah orang-orangkapir itu mengetahui, beberapa langit dan bumi itu bertaut (bersatu), lalu Kami belah keduanya.? Kami jadikan tiap-tiap  yang hidup dari air.”

Tidak ada yang memungkiri bahwa seluruh makhluk hidup dijadikan dari air,  dan dalam kehidupannya butuh akan air. Manusia adalah makhluk yangterbesar mengkomsumsi air, dan telah melakukan exploitasi air secara besar-besaran.Pembendungan dilakukan hampir disetiap sungai, tanpa memperhitungkan dampak  yang terjadi. Saat ini telahdibangun bendungan  tebesar di dunia oleh bangsa Cina,membendung tiga sungai menjadi satu waduk multi guna dan telah menenggelamkan jutaan hektar daratan bersama sepesis tetumbuhan dan hewan yang ada di atasnya, dengan tujuannya   adalah :

  1. Pengendali banjir, untuk mengantisipasi bencana banjir yang sering terejadi selama ini
  2. Pembangkit listrik tenaga air yang menghasilkan 18.000 mega watt
  3.  Air minum dan kesehatan, penyiraman taman, dan penggelontoran limbah.
  4. Perkebunan/pertanian/irigasi dan perikanan darat
  5. Navigasi /transportasi air dan wisata air.
  6. Industry dan perdagangan dan lain-lain

Unsur-unsur keseimbangan lingkungan yang Allah  ciptakan di bumi ini,  oleh manusia sering di salah gunakan, sehingga keseimbangan lingkungan terganggu,  bencana- demi bencana terus terjadi, dan yang pasti kondisi seperti ini membuat repot manusia itu sendiri. Allah s.w.t  menciptakan setiap kejadian di bumi inidalam takaran yang  seimbang, demikian juga dengan peristiwa peredaran air di bumi ini.

Antara hujan, hutan dan sungai, tercipta dalam kadar yang terukur, luas hutan yang dibudi daya Allah seimbang denganintensitas dan durasi hujan yang Allah turunkan, demikian juga dengan  ukuran/dimensi sungai sebagai penampung dan penyaluran air hujan, sesuai dengan luas daerah tangkapan hujan, hingga di musim hujan, aliran air tidak menimbulkan bencana bagi manusia.

Firman Allah pada Surat  Al Hujir ayat 21  yang maksudnya sebagai berikut :“Dan tidak ada sesuatu  melainkan pada Kamilah khazanahnya, dan kami tidak menurunkannya, melainkan dengan ukuran tertentu.”

Ketika tatanan salah satu unsur di bumi inidirubah/diganggu, maka dengan serta merta keseimbangan lingkungan (ekosistem)  di bumi terganggu. Manusia dengan sadar telah melakukan perusakan aset milik Allah s.w.t. Penebangan hutan, Pembantaian satwa, reklamasi rawa, volusi udara oleh gas bua-ngan/limbah / karbon dioxida (CO2), rusaknya lapisan ozom, pembantaian trumbu karang dan ikan .

Allah tidak membiarkan manusia melakukan kerusakan ini, Allah menurunkan bencana, sebagaisebagian pembalasanNya  untuk dirasakan oleh manusia. Namunmanusia  tidak juga sadar, akumulasi dari kerusan-kerusakan yang telah dilakukan,  memberi arti bahwa :  manusia sendiri telah  mengundang malapeta besar di bumi ini.Yang sudah pasti  hingga hari ini manusia telah digegerkan oleh  naiknya panas bumi, krisis air, badai, kebakaran, banjir kekeringan dan sebagainya.

Persoalan kerusakan ini, bukan hanya kejadian hari ini, 15 abat yang silam Allah telah sampaikan melalui firmanNya pada Surat Ar Rum ayat 41 yang maksudnya sebagai berikut:“Telah terjadi kerusakan di darat dan di laut, akibat ulah tangan manusia, Allah turunkan bencana ,sebagian dari pembalasan Allah kepada mereka,  Mudah-mudahan mereka kembali taubat.”

Namun sejak peringatan Itu Allah sampaikan, Manusia didak bergeming sedikitpun, malah dengan berbagai alasan yang tak jelas, kerusakan-demi kerusakan terus dilakukan. Apakah manusia tidak sadar.?bahwa telah terjadi perubahan, dari  “air sebagai rahmat Allah” menjadi “air sebagai bencana pembalasan Allah”. Betapa daya rusak air dengan beringasnya telah menjadikan manusia porak poranda dan keluh kesah,  Banjir dan tanah longsor telah menelan kurban   harta dan nyawa yang tidak sedikit, Belum lagi air laut yang langsung  naik  kedarat dan telah   meluluh-lantakkan apa saja yang di temuinya, peristiwa Stunami yang masih segar tergambar dalam  ingatan kita. AstaghfirULLAHhal Azim.  Ampuni kami Ya. Allah.

Dan hingga hari ini kita masih melihat,  bagai mana daya rusak air terjadi dimana-mana, air menyerbu manusia  dari tiga penjuru bumi, dari langit berupa banjir kiriman, dari dalam tanah berupa air dan tanah (lumpur), dari laut berupa gelombang pasang dan badai. Dari kejadian demi kejadian, apakan manusia masih berburuk sangka kepada Sang Khaliq  Zat Yang Maha Pencipta..??

Ataukah manusia tidak mau mengakui bahwa bencana yang terjadi adalah ganjaran buat  manusiaakibat kesalahan/dosa yang dilakukannya.?.  Atau apakah manusia tidak mengakui bahwa air adalah Rahmat Allah bagi makhluk Allah di bumi ini.?. Dan Allah sendiri sering menegur manusia dalam firmanNya dalam Surat Ar Rahman, yang tegurannya kira-kira sebagai berikut : ”Nikmat Tuhanmu yang manakah kamu dustakan.?” Teguran ini berulang-ulang Allah sampaikan.Atau teguran yang lain ”Apakah kamu tidak berpikir.?” Atau,  Apakahkamu tidak menggukan akal untuk berpikir? .dari nada firman ini, berarti manusia  sudah sejak lama, menjadi makhluk yang sukar untuk diatur dan  bandel.  Kerusakan-demi kerusakan hingga saat ini terus terjadi  kendati peringatan demi peringatan telah Allah turunkan, sebagai salah satu  contoh Allah perintahkan air bah menenggelamkan kaum Nabi Nuh a.s.

Firman Allah S.wt.disurat Al Baqarah ayat 205 yang maksudnya lebih kurang sebagai berikut :“Apabila ia berpaling, maka ia cenderung di muka bumi berbuat kebinasaan, merusak tanaman dan generasi muda. Dan Allah benci kepada kerusakan.”

Allah menjelaskan penyebab mangapa manusia  suka berbuat kerusakan, Manusia yang berpaling dari Allah atau menjauhkan diri dari Allah atau  ingkar kepada perintah Allah, maka ia akan cenderung jadi tukang perusak. Sebagai catatan penting  ada dua hal pokok yang dirusak oleh manusia, pertama  merusak tanaman, manusia telah merusak tanaman milik Allah, yaitu hutan dan satwa. Dan kedua merusak generasi muda, dengan berbagai cara  moral generasi muda dirusak , seperti dengan pornografi, porno aksi, narkoba,  pergaulan bebas dan sebagainya. Dan dilakuakn pula dengan  melalui bermacam-macam media. Dari mulai media tradisional hingga teknologi tinggi. Pokoknya    generasi muda harus rusak dan  menjauh dari Allah SWT.

Dalam persoalan air, bangsa-bangsa di dunia saat ini telah sadar, bahwa di bumi ini sudah krisis air, setiap tahunnya mereka  melakukan pertemuan  membahas masalah  air,  dan menetapkan  “hari Air Sedunia”  untuk diperingati  setiap tahunnya. Demikian juga para petugas  danpencinta lingkungan senantiasa memantau  kelestarian air, pencemaran akibat limbah rumah tangga dan industri atau akibat salah kebijakan dalam penanganan daerah tangkapan hujan, sepertialih fungsi lahan, hutan menjadi lahan pertanian, hutan menjadi pemukiman.  Kini apapun alasannya hutan sebagai kawasan penyangga air,  luas nya  dari hari ke sehari menjadi berkurang.

Untuk mengembalikan “air sebagai rahmat Allah” di bumi ini,  maka   manusia harus mengikuti petunjuk Allah, kata kuncinya adalah “taubat“,  benar-benar menyesali dan tidak akan mengulangi lagi kegiatan sebagai tukang rusak.Jaga hutan dan sungai  dengan baik, segera lakukan konservasi, hutan-hutan yang sudah gundul hijaukan kembali,  sungai sungai jangan dijadikan tempat pembuangan  limbah.  Insya Allah, Allah akan mengembalikan fungsi air sebagai rahmatNYA di bumi ini. Amin.

*Tokoh masyarakat Gayo, Dosen Fakultas Teknik Muhammadiyah Banda Aceh

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.