Melirik Caleg PKS dari Gayo ke DPRA

oleh
Caleg PKS asal Gayo untuk DPRA.(LGco- a.ZaiZa)
Caleg PKS asal Gayo untuk DPRA.(LGco- a.ZaiZa)
Caleg PKS asal Gayo untuk DPRA.(LGco- a.ZaiZa)

PARTAI Keadilan Sejahtera (PKS), sebelumnya bernama Partai Keadilan (PK), adalah sebuah partai politik berbasis Islam di Indonesia. Partai ini berawal dari gerakan mahasiswa. Dimana, KAMMI muncul sebagai salah satu organisasi yang paling vokal menyuarakan tuntutan reformasi melawan Soeharto, dipimpin oleh Fahri Hamzah.

Sejurus setelah mundurnya Soeharto pada 21 Mei 1998, para tokoh KAMMI telah mempertimbangkan berdirinya sebuah partai Islam. Partai tersebut kemudian diberi nama Partai Keadilan (disingkat PK). Kendati tokoh elit KAMMI memiliki kontribusi dalam pembentukan PK, KAMMI dan PK secara tegas menyatakan bahwa tidak memiliki hubungan formal.

Partai Keadilan dideklarasikan di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, pada 20 Juli 1998, dan mengangkat Nurmahmudi Isma’il sebagai presiden pertamanya. Di pemilihan umum legislatif Indonesia 1999, PK mendapat 1,436,565 suara, sekitar 1,36 persen dari total perolehan suara nasional dan mendapat tujuh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.

Meskipun demikian, PK gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar dua persen, sehingga memaksa partai ini melakukan stembus accord dengan delapan partai politik berbasis Islam lainnya pada Mei 1999. Karena kegagalan PK memenuhi ambang batas parlemen di pemilihan umum selanjutnya, menurut regulasi pemerintah, mereka harus mengganti nama.

Pada 2 Juli 2003, Partai Keadilan Sejahtera menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen Hukum dan HAM di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat provinsi) dan Dewan Pimpinan Daerah (setingkat kabupaten dan kota).

Sehari kemudian, PK bergabung dengan PKS dan dengan penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik PKS, termasuk anggota dewan dan para kadernya. Dengan penggabungan ini maka Partai Keadilan resmi berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera.

Dengan bergantinya PK menjadi PKS, partai ini kembali bertanding di pemilihan umum legislatif Indonesia 2004. PKS meraih total 8,325,020 suara, sekitar 7.34 persen dari total perolehan suara nasional. PKS berhak mendudukkan 45 wakilnya di DPR dan menduduki peringkat keenam partai dengan suara terbanyak, setelah Partai Demokrat.

Presiden partai, Hidayat Nur Wahid, terpilih sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan 326 suara, mengalahkan Sutjipto dari PDIP dengan 324 suara. Hidayat menyerahkan jabatan presiden kepada Tifatul Sembiring, juga seorang mantan aktivis kampus dan pendiri PKS.

Dipilihnya Tifatul Sembiring jadi Menteri Komunikasi dan Informatika di Kabinet Indonesia Bersatu II, Presiden PKS diberikan kepada Luthfi Hasan Ishaaq pada tahun 2009 dan tahun 2013 Luthfi mundur akibat tersandung kasus suap dan kini Presiden PKS dijabat Anis Matta.

Dengan banyaknya cobaan yang dihadapi kader PKS di berbagai daerah, namun tak menyurutkan semangat para kadernya di wilayah Gayo untuk bertarung dalam Pemilu 2014 akan datang.

Dalam Pemilu 2014 ini, PKS mengajukan enam Caleg yang akan bertarung di Dapil IV (Aceh Tengah dan Bener Meriah) guna memperebutkan kuota 6 kursi. Bila tahun 2009 lalu anggota DPRA dapil IV bukanlan putra Gayo, namun kali ini 90 persen merupakan putra Gayo asal Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Siapa mereka, mari kita lihat. Siapa yang layak kiranya menjadi wakil Gayo ke DPRA nantinya:

Pertama, Bardan Sahidi. Caleg nomor urut satu ini saat ini masih menjabat sebagai anggota DPRK untuk Kabupaten Aceh Tengah priode 2009-2014. Anggota dewan satu ini tergolong kritis dalam berbagai hal baik menyangkut Aceh Tengah maupun soal ke Aceh-an.

Sikap vokal Bardan juga diperlihatkan saat muncul polemik akan bendara, lambang dan qanun wali nanggroe. Sebagaimana dilansir Media Indonesia, anggota DPRK Aceh Tengah Bardan Sahidi ini mengatakan keberadaan Qanun Wali Naggroe merupakan pembodohan terhadap masyarakat Gayo.

“Qanun itu seperti sampah, qanun itu dibuat tanpa ditelaah lebih dulu subtansinya dan meminta pendapat sejumlah suku yang ada di Aceh,” kata Sahidi.

Ia juga berharap ini menjadi pelajaran hukum bagi rakyat Aceh yang menduduki bangku–bangku penting kepemerintahan Aceh mendatang, apabila tidak ingin Aceh bercerai-berai yang akan menuai konflik baru kembali.

Kedua, Heri Riswandi. Caleg no urut dua ini beralamat di Banda Aceh asal Pematang Siantar, Sumatera Utara. Selama ini aktif pengusaha di Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan juga sekaligus menjadi Direktur di RS BSMI Banda Aceh.

Ketiga, Salmah Hak. Caleg nomor urut tiga ini merupakan salah satu Caleg perempuan PKS untuk DPRA dari dua caleg perempuan yang diajukan. Pernah terlibat dan menjabat Owner disebuah Wedding organizer, lulusan SMEA Takengon.

Ke empat, Ali Tarayang. Caleg nomor urut 4 ini aktif di Lembaga Qur’an el-Taisiir Takengon. Jebolan MAN 1 Takengon. Ia merupakan pendidik yang bertitle Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) ini artinya, memiliki basic kuat dalam pendidikan berbasis Islam.

Ke lima, Zam Zam Mubarak. Caleg nomor urut 5 ini merupakan seorang pengusaha muda di tanoh Gayo sekaligus aktivis. Banyak kegiatan yang dilakukan. Termasuk salah satu “pejuang” terbentuknya Provinsi Aceh Lauser Antara (ALA).

Ia pernah menjadi Owners di Cv. ZAM ZAM Excellent-Gayo Specialty Coffee, selama empat tahun lebih. Persisnya sejak Februari 2008 – Mei 2012 (4 tahun 4 bulan) yang merupaka produser Kopi Luwak Liar,Gayo Specialty Coffee.

Lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta ini juga, juga aktif di Linge Antara Institute, pernah menjabat Sekretaris Hipmi, Sekjen Asosiasi Kopi Luwak Gayo Organik (AKLGO) dan banyak lagi aktivitas yang dilakukannya.

Ke enam, Hasna SH.I. Dia merupakan caleg perempuan kedua dari PKS. Tidak ada refrensi kuat bagi penulis tentang caleg satu ini. Yang jelas dia tinggal di Aceh Tengah dan jebolan sarjana hokum Islam.

Dari enam orang Caleg PKS dari Dapil 4 ini, kira-kira siapa yang layak menuju kursi DPRA. Tentunya, kita berharap siapapun yang terpilih nantinya harus mampu memperjuangan aspirasi masyarakat di dataran tinggi Gayo terutama di dua kabupaten yakni Aceh Tengah.

Jangan sampai salah memilih, sebab jika salah lima menit dalam bilik suara, sama saja kita mengalami kesalahan besar selama lima tahun. Cukup sudah wakil-wakil yang selama ini tak dari wilayah pemilihan Dapil 4 yang dulunya ikut bergabung Kabupaten Bireuen, namun nyaris tak ada berbuat untuk Gayo.

Minggu depan, Insya Allah kita  akan kupas Caleg dari Partai No urut 4 yakni Parkat Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P). Penulis sangat berharap, guna memperkuat refrensi. Caleg dari PDI P yang mau disajikan profilnya bisa mengirim riwayat hidup singkat ke email redaksi pada: redaksi.lintasgayo@yahoo.com atau langsung ke email penulis pada aman.zaiza@yahoo.com.

Semoga informasi singkat ini bermanfaat bagi pemilih kita di tanoh Gayo. Bagi yang ingin dipublikasikan secara detil, bisa juga dengan mengirim curriculum vite (CV) ke redaksi LintasGayo.co dengan syarat bisa dibaca di http://lintasgayo.co/2013/10/14/menuju-parlemen-2014.(aman.Zaiza#4)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.