Kata PB PORDASI Pacu Kuda Gayo Paling “Ter” di Indonesia

oleh
Pengurus Besar PORDASI di Takengon. (Kha A Zaghlul)
Pengurus Besar PORDASI di Takengon. (Kha A Zaghlul)

Pegasing – LintasGayo.co : Setelah sekian puluh kali diselenggarakan, akhirnya keunikan pacuan kuda tradisional Gayo mendapat pengakuan “terunik” di Indonesia oleh pengurus induk cabang olahraga tersebut. Demkian diutarakan Drh. Sridadi Wiryosuhano diamini rekannya Usman, keduanya sebagai Pengurus Besar Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PB-PORDASI).

“Pacuan kuda Gayo sangat unik dan merupakan terunik di Indonesia, baik dari sisi teknis pacuan maupun beberapa faktor lainnya,” kata Sridadi kepada LintasGayo.co disela-sela menyaksikan event tersebut di Belang Bebangka Pegasing Aceh Tengah, Sabtu 2 Nopember 2013.

Pacuan kuda Gayo merupakan “Terunik” kategori pacuannya yang melombakan berdasarkan tinggi badan dan umur kuda. “Terbanyak” menyertakan kuda pacu hingga 300-an ekor. Lalu “Terbanyak” menyedot pengunjung. Dan “Terbahaya” baik untuk joki penunggang kuda pacunya serta penontonnya. Demikian penuturan Sridadi.

“Kategori pacuan sangat berbeda dengan standar Pordasi, kuda pesertanya sangat banyak, penontonnya juga banyak sekali, namun sangat berbahaya untuk penonton dan jokinya,” ujar Sridadi diamini rekannya Usman.

Potensi wisata event pacuan kuda Gayo menurutnya sangat luar biasa, perlu dipromosikan semaksimal mungkin karena keunikannya tersebut.

Untuk Terbahaya, dikatakan Usman seyogyanya mesti diminimalisir. “Joki mestinya pakai pengaman, minimal helm dan penonton tidak lalu lalang di line pacuan, bukan penontonnya yang malah jadi pagar line pacuan,” saran Usman.

Selanjutnya untuk penyebutan peralatan kotak di garis start, menurut keduanya bukan disebut Box Start, namun Start Gate.

Rekor MURI

Menanggapi pernyataan pengurus Pordasi Pusat ini, Ketua Dewan Juri even itu, Ir. Abdullatif menyatakan kegembiraannya dan mengungkapkan idenya agar dilakukan penjajakan pencatatan pacu kuda Gayo diĀ di Museum Rekor Indonesia (MURI).

“Jika bapak-bapak ini melihat pagar line pacuan bertiang kayu, bertali rotan serta cara melepas kuda tanpa start gate pasti keunikan pacuan kuda Gayo akan bertambah. Mungkin saja pacuan kuda Gayo bisa dicatatĀ  MURI karena keunikannya,” kata Abdullatif.

Seperti diberitakan sebelumnya, event pacuan kuda kali ini digelar sejak 28 Oktober 2013 lalu dan berakhir 3 Nopember 2013. (Kha A Zaghlul)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.