Rakyat Gayo “Si Romusha di Zaman Modern”

oleh
Muhammad Rusydi DR
Muhammad Rusydi DR

Oleh Muhammad Rusydi dr*

MENGINGAT kata “Romusha” kita pasti terbayangkan akan masa di mana kelamnya sebuah arti kebebasan pada masa kependudukan Jepang. Romusha adalah panggilan bagi orang-orang yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945.

“Romusha adalah sebuah kata Jepang yang berarti semacam “budak kerja”, yang secara harfiah diartikan sebagai seorang  pekerja yang melakukan pekerjaan sebagai buruh kasar.( Sumarmo, AJ. 1991)”.

Mungkin kita akan bertanya mengapa rakyat Gayo dapat dikatakan demikian, Pada dasarnya kita memahami bahawa daerah Gayo merupakan daerah yang memiliki banyak potensi baik sumber daya alam yang ada di atas tanah maupun yang berada di dalam tanah, Selain itu Gayo juga memiliki kekayaan di berbaga aspek seperti sumber ekonomi,kekayaan budaya,hutan dan hasilnya serta sumber-sumber tambang dan mineral.

Sebenarnya apakah hal yang membuat rakyat Gayo menjadi “Romusha di zaman modern” ini ? mungkin terlalu kompleks, mari kita bahas sedikit beberapa dari jutaan permasalahan tersebut.

Kopi Gayo

Hampir 89 % rakyat Gayo menggantung hidupnya dari buah kopi yang memiliki cita rasa dan kualitas terbaik dunia ini. Penggarapan lahan yang sulit,perawatan tanaman yang harus intensif,panen yang hanya ada di waktu tertentu,pengolahan gabah yang memakan waktu dan tenaga hingga menghasilakan sebuah produk local bekualitas dunia yang sudah di kui.

Namun keindahan istimewanya buah kopi Gayo atau yang lebih sering di sebut “Gayo speciality coffee” ini tidak seistimewa harganya yang sangat setimpal akan nilai usaha dan dan keja keras petani yang secara estetika sangat tidak bisa di ukur.

Sumber pendapatan utama dan merupakan penyumbang terbesar terhadap pemasukan anngaran provinsi ini tidak serta merta dirasakan para petani khususnya bagi daerahnya, petani kopi Gayo yang menyumbangkan dana hampir tiga triliyun jika dikalkuasikan belum dapat menikmati hasilnya secara maksimal, kurangnya pengawasan pemerintah  terhadap harga pasar bahkan penenggelaman kopi Gayo dengan nama yang lain yang seolah-olah hanya bisa mengambil keuntungan tanpa memikirkan efek jangka panjang akan nasip kopi nomor wahid di dunia ini menjadi sangat turun.

Saman Gayo

Perlu di sadari bahwa hasil cipta,karsa,karya nenek moyang bangsa Gayo ini juga merupakan sesuatu yang sangat di hargai oleh dunia dan menjadikan nenek moyang bangsa Gayo tersebut sebagai orang yang mewariskan hasil cipta,karsa,karyanya untuk dunia. Itu merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi kita ketika produk budaya kita dijadikan warisan dunia , namun dibalik itu semua ada pihak yang tidak senang dan mencoba mengklaim sebagai milik budayanya. Berbagai cara di coba untuk mendapatkannya mulai dari mengubah nilai budayanya, menambah dan mengurangi keaslian bentuk budayanya hingga mengatasnamakan hasil budaya tersebut menjadi budaya dari kebudayaan lain dan sekarang mulai berpindah tangan .

Dari uraian di atas jelas bahwa ada hal yang sangat mendalam akan arti sebuah kata “Romusha” bagi rakyat Gayo ketika para pelaku atau orang yang menggagas sebuah nilai keistimewaan sebuah daerah di ambil secara paksa dan mereka yang di ambil secara paksa tidak bias melawan baik karena tidak ada di dalam sistem yang mengatur maupun perwakilan atau pimpinan yang kurang peka dan kurang inovasi dalam menyikapi hal itu yang mungkin diakibatkan keterbatasan daya fikir dan nalar yang sistematis sehingga bangsa Gayo dijajah baik dari segala sisi, ekonomi, social, budaya dan psikologis.

Bangsa Gayo dewasa ini tidak hanya dipekerjakan denga cara yang kasar tetapi hak-haknya dalam mengembangkan daerah, menampilkan budaya hingga banyaknya kebijakan-kebijakan yang sangat merenggut kebebasan dan menenggelamkan rakyat Gayo yang telah menjadi “Romusha di zaman modern”. <muhammadrusydidr[at]yahoo.com>

*Mahasiswa Gayo di Banda Aceh

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.