Melihat Arah dan Materi Dakwah

oleh

 

Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA[*]

jamhuri2

Khutbah merupakan rukun dalam shalat jum’at, artinya tidak dikatakan sebagai shalat jum’at bila orang yang menjadi jama’ah tidak mengikuti atau mendengarkan khutbah, khutbah juga menjadi rukun pada dua hari raya ‘idul fithri dan ‘idul adha. Selain sebagai rukun, khutbah atau sering disebut ceramah tempat-tempat lain yang  sering dilakukan di luar shalat  tersebut, seperti ceramah pada maulid Nabi Muhammad, Isra’ mi’raj dan ceramah juga sering dilakukan pada pada waktu selesai shalat subuh atau shalat lain. Pelaksanaan ceramah ini menjadi lebih sering dilakukan pada masa bulan ramadhan, dimana hampir setiap mesjid atau mushalla mengadakan ceramah sebelum atau setelah shalat tarawih ditambah lagi selesai shalat subuh.

Mengamati isi dan materi dari khutbah dan ceramah yang disampaikan oleh khatib atau penceramah secara keseluruhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan agama masyarakat, lebih spesifik lagi isi dari ceramah atau khutbah tersebut banyak membicarakan tentang bagaimana meningkatkan ketaatan kepada Tuhan melalui ibadah shalat, puasa, zakat, dan lain-lain. Selanjutnya juga membicarakan tentang balasan di akhirat bagi mereka yang meninggalkan kewajiban di dunia. Materi tentang akhirat biasa tuntas dibicarakan; sejak dari kematian, alam kubur (nikmat dan siksa kubur) dan selanjutnya kebahagiaan dan kesengsaraan di akhirat.

Materi khutbah dan ceramah juga sering berhubungan dengan masa atau waktu (musim), seperti bulan ramadhan, bulan haji, musim angin kencang, musim hujan dan lain-lain yang berkaitan dengan gejala alam. Gejala alam ini biasanya dikaitkan dengan ketaatan individual atau masyarakat, bila ada bencana alam berupa angin kencang, banjir dihubungkan dengan kurangnya ibadah dan amal baik seseorang dan masyarakat. Untuk keperluan itu para khatib atau penceramah mencari dalil dari ayat al-Qur’an atau hadis Nabi yang sesuai dengan keadaan yang dimaksud dan selanjutnya ayat dan hadis tersebut ditafsirkan sesuai dengan ilmu yang dimiliki masing-masing masing-masing penafsir. Karenanya tidak sedikit para jamaah di bulan ramadhan merasa bosan dengan apa yang diceramahkan karena setiap penceramah selalu membahas ayat tentang puasa dari awal ramadhan sampai akhir.

Tidak banyak materi khutbah dan ceramah para khatib dan penceramah yang membicarakan situasi temporer dari kebutuhan hidup masyarakat, seperti ketika situasi masyarakat terlilit dengan sulitnya ekonomi, jarang kita mendengar khatib atau penceramah memberi pengetahuan ekonomi kepada masyarakat. Sehingga ketika paceklik berkepanjangan terjadi banyak  anggota masyarakat menggunakan jasa rentenir atau sistem transaksi lain yang tidak dibenarkan oleh agama untuk mendapatkan modal usaha dan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Situasi seperti ini sering dibiarkan oleh pemuka agama karena masih ada pemahaman dikalangan pemuka agama bahwa masalah ekonomi bukan urusan agama, tetapi yang menjadi urusan agama hanyalah yang berhubungan dengan ibadah yang mahdah.

Demikian juga dengan isu yang berkembang selama ini dalam masyarakat yaitu tentang pendangkalan aqidah, dimana seolah tidak ada kepedulian dari semua pihak sehingga semua orang merasa terkejut dengan berpindah agamanya beberapa orang dari masyarakat. Seharusnya hal ini tidak terjadi bila pemuka agama yang ada selalu mendampingi masyarakat dalam pelaksanaan agama, disamping itu juga kepedulian tokoh adat karena penyebaran agama sangat bertentangan dengan adat yang berlaku.

Melihat kondisi masyarakat sebagaimana telah disebutkan, tentu saja semua pihak tidak bisa berdiam diri dan segera mencari solusi, karena bila ini dibiarkan maka satu saat akan menjadi lebih sulit untuk memperbaikinya. Langkah awal yang perlu dilakukan semua pihak adalah memerangi penyebab terjadinya transaksi tang bertentangan dengan agama serta memperkuat fondasi keagamaan masyarakat.



[*] Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.