Banda Aceh-LintasGayo.co: Peneliti Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Raja Masbar, M.Sc mengungkapkan data kemiskinan di Aceh yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) eror hingga 20 persen.
Data tersebut diperoleh saat pihaknya mengkonfirmasi ulang data kemiskinan di Kabupaten Bener Meriah dan Pidie Jaya. Angka eror didapat berdasarkan basis data BPS yang diambil sebagai sampel.
Jumlah sampel yang ia gunakan untuk dua kabupaten tersebut yaitu 200 sampel.
Kata Raja Masbar, saat diteliti ulang ia mendapat fakta adanya eror yang terjadi, seperti rumah tangga tidak miskin masuk dalam basis data miskin (inclusion error) dan rumah tangga miskin tidak masuk dalam basis data kemiskinan (exclusion error).
“Fakta dilapangan menyangkut dengan inclusion error dan exclusion error. Tapi ini berdasarkan sampel data ya, bukan basis data,“ Guru Besar Ilmu Ekonomi Unsyiah Prof. Raja Masbar saat wawancara, Selasa 28 Januari 2020.
Masbar juga menyebut kesalahan yang terjadi bukan murni kesalahan dari pihak BPS. Sebab, BPS memperoleh data-data mengenai kemiskinan di tingkat desa, melalui aparatur pemerintahan desa.
Berbicara inclusion error dan exclusion error ini bisa terjadi, penyebab utamanya yaitu masih ada kepentingan dalam struktur kekuasaan di desa (power structure in village), seperti adanya kaitan keluarga, bisnis, politik, dan akumulasi aset.
“Dalam pemilihan rumah tangga miskin itulah terjadi, errornya banyak. Mungkin BPS belum berani mengeliminir error-error yang ada,“ ujarnya.
Disisi lain, Prof Raja Masbar mengatakan data yang dirilis BPS untuk sementara waktu tetap dapat dipergunakan. Namun dengan catatan data-data tersebut harus direvisi, agar dapat dijadikan dasar dalam perencanaan program-program pemerintah, terutama penanganan kemiskinan.
Menanggulagi kemiskinan di Aceh, salah satu caranya adalah mengintervensi basis data dan melakukan need assessment. Program boleh apa saja, tapi yang mesti dipastikan program-program tersebut dapat menyentuh masyarakat miskin di Aceh.
“Jadi untuk sementara update saja data BPS. Katakanlah terdapat eror 20 persen, tidak menjadi masalah. Nanti diperbaiki eror tersebut,“ ujarnya.[]