Chunyun, Tradisi Mudik di China

oleh
Chuyun

Mulia Mardi*

Chunyun, Tradisi Mudik di China

WUHAN, di  kota Wuhan tradisi mudik begitu kental. Ternyata tradisi mudik tidak hanya ada di Tanah Air. Negara China juga mengenal istilah mudik massal yang dilakukan oleh warganya. Jika di Indonesia biasanya mudik terjadi di Hari Raya Idul Fitri, maka warga Tirai Bambu tersebut melakukan tradisi mudik di Tahun Baru Imlek, sebagai Tahun Baru China.

Chunyun arti kosa kata “pergerakan musim semi” sebutan kata tersebut identik dengan tradisi mudik ala China yang disebut-sebut sebagai mudik massal terbesar di dunia. Tidak heran juga, tradisi mudik tahunan ini disebut juga sebagai migrasi manusia terbesar di dunia.

Di wuhan kota yang saya tinggal sekarang sudah terasa sepi baik di lingkungan kampus maupun di sisi perkotaan. Di tahun Ayam ini sangat bertepatan dengan liburnya semester di semua universitas China, para mahasiswa sudah mudik setelah ujian selesai. Apalagi di lingkungan kampus saya Wuhan University sudah sangat sepi, sebagian kantin dan super market sudah tutup menghadapi Hari raya imlek.

Warga Tiongkok sendiri tidak terlalu risau pulang kampung dengan berdesakan dan menempuh perjalanan panjang dan melelahkan. Bayangan bertemu keluarga sedikitnya menjadi penawar letih di perjalanan. “Saya akan menangis jika tidak bertemu dengan keluarga saya, Mungkin kelurga saya juga merasa hal yang sama jika salah satu anggota tidak bisa berkumpul” kata Zhixuan teman kampus saya di Wuhan University.

Pemerintah China menetapkan Imlek yang akan jatuh pada 27 dan 28 January. Artinya di China proses mudiknya pulang ke kampung halaman akan berjalan 1 – 2 minggu sebelumnya. Melihat tradisi unik yang hiruk-pikuk biasanya akan berlangsung selama 30 hari sejak 12 January hingga 17 February. Padahal secara resmi libur nasional tahun baru hanya tujuh hari sekitar 24 – 31 January. Tapi ancang-ancangan mereka libur kurang lebih sebulan selama Imlek ini.

Lebih dari 45 juta perjalanan melalui udara diprediksi terjadi tahun ini jelang Imlek, meningkat 8 persen dibanding tahun sebelumnya. Kementerian Transportasi Tiongkok memprediksi, tahun ini akan ada 2,5 miliar perjalanan warga pulang kampung, baik dari udara dan darat. Fakta lainnya menunjukan penjualan tiket kereta api yang meroket dari hari biasanya lebih dari 1.000 tiket setiap menit terjual warga yang ingin mudik.

Minggu lalu ke bandara mengantarkan teman yang akan pulang ke indonesia. Saya lihat beberapa pos aparat pengamanan (Polisi atau tentara) di pusatkan dalam lingkungan bandara. Ini salah satu langkah pengamanan dari Pemerintah Tiongkok antisipasi menyusul penyerangan dengan senjata tajam yang dilakukan oleh kelompok separatis atau gangguan lainnya, juga memberikan rasa aman di tempat keramaian tersebut.

Chunyun

Tiga faktor pendorong tradisi Chunyun ini

Pertama adalah tradisi berkumpul keluarga pada perayaan Imlek atau yang dikenal juga dengan nama Festival Musim Semi adalah liburan keluarga paling penting di Tiongkok. Di saat-saat ini, jutaan orang berharap bisa bertemu keluarga dan kawan lama di kampung halaman. Mukin tidak jauh berbeda dengan di Indonesia di saat mudik Idul Fitri ingin berkumpul dengan kerabat dan saudara.

Kedua, reformasi pendidikan di Tiongkok membuat mahasiswa berdatangan dari daerah ke kampus-kampus favorit di kota-kota besar. Bagi para Siswa-siswi yang akan melanjutkan study ke jenjang Universitas akan memilih atau mendaftar ke kampusnya favorit selama musim libur panjang.

Ketiga, ingin menikmati libur panjang yang jarang terjadi di Tiongkok juga di sebut spring festival atau pergantian musim dingin ke musim semi. Karena, kebanyakan pekerja Tiongkok tidak mendapatkan cuti berbayar, sehingga liburan Imlek sangat dinantikan.[]

*Mahasiswa Master Wuhan University, Duta wisata Aceh Besar 2013, pernah aktif KTM Teater Rongsokan dan Rumoh Budaya Jakarta

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.