Library Cafe “Bayakmi”, Ngopi Sambil Baca Novel

oleh

Oleh : Muhammad Syukri*

Liblary Cafe Bayakmi

Udara dingin kota Takengon, biasanya dapat dilawan dengan secangkir kopi. Minum kopi dengan sajian aneka kue dan makanan, itu sudah terbiasa. Saya ingin sensasi baru, menikmati secangkir kopi sambil membaca novel. Adakah kafe semodel itu di kota Takengon?.

Seorang teman di Facebook merekomendasikan Bayakmi Cafe, satu-satunya kafe di Takengon yang menyediakan buku dan novel terbaru. Letaknya dibilangan Kebayakan, bersebelahan dengan warung ayam goreng cepat saji, sekitar 50 meter arah barat RSU Datu Beru, Takengon.

Dari rumah saya, jarak Bayakmi Cafe tidak lebih dua kilometer. Sekitar 10 menit, saya sudah berada didepan pintu Bayakmi Cafe. Seorang anak muda menyambut kedatangan saya, dia ternyata sang barista bernama Maharadi. Dia mempersilahkan saya duduk di meja kedua, membelakangi dua orang remaja putri yang duduk di meja pertama.

Suasananya benar-benar seperti ruang perpustakaan, ada rak berisi ratusan buku dengan berbagai judul. Mulai dari bacaan ringan seperti novel, sampai bacaan berat sejenis buku text book. Disana, beberapa anak muda sedang membaca buku, ditemani secangkir kopi. Dibelakang saya, dua remaja putri tadi sedang serius membaca novel.

Kehadiran saya, seorang lelaki paruh baya, terkesan “asing” ditengah-tengah anak muda. Mereka saling berpandangan, sesekali melihat ke arah saya. Cuek aja, meski ada juga rasa risih. Dalam pikiran saya hanya ada satu, bagaimana rasanya membaca novel sambil menikmati secangkir kopi.

“Minum apa pak?” tanya Maharadi.

“Espresso,” jawab saya.

Menilik dari segi nama, Espresso dikesankan sebagai minuman keren bergaya internasional. Padahal, Espresso adalah kopi dasar untuk semua jenis kopi, kadar airnya sedikit, lebih kental dan lebih nendang. Dengan menyeruput Espresso, kita dapat lebih mudah mengenali body, aroma dan cita rasa jenis kopi tertentu.

Sambil menunggu terhidangnya secangkir espresso, saya beranjak ke rak buku, memilih novel yang dapat dibaca dengan cepat. Mata saya tertarik pada sebuah buku berjudul Blue Romance, ditulis oleh Sheva, remaja berusia 23 tahun. Isinya tentang kisah disebuah cafe yang bernama Blue Romance, novel remaja, bahasanya ringan dan enak dibaca.

Di meja saya sudah terhidang secangkir espresso berbahan baku kopi arabika Gayo. Asapnya masih mengepul, ada krema di permukaan gelas. Banyak yang berpikir, krema berwarna kuning kecoklatan itu adalah susu. Itu salah, krema itu adalah ekstrak dari kopi, rasanya lemak, ada rasa coklat, caramel dan aroma buah.

Kebiasaan saya, krema adalah komponen pertama yang harus diseruput sebelum terlanjur larut dalam cairan kopi. Sedot dan hirup dalam-dalam, sampai menyentuh langit-langit di rongga mulut. Diamkan sejenak, lalu gunakan syaraf perasa, anda akan merasakan sensasi minum kopi yang sebenarnya.

Saat sedang memfungsikan syaraf dalam rongga mulut untuk merasakan sensasi kopi, tiba-tiba terganggu oleh pertanyaan seorang remaja putri yang duduk dibelakang saya. Pertanyaan itu aneh, tetapi menarik.

“Cinta itu apa?” tanya remaja putri berjilbab merah.

“Kasih sayang,” jawab temannya.

“Itu hasil dari cinta,” kata remaja putri berjilbab merah.

“Kalau begitu, apa?” tanya temannya.

“Tidak ada niat jahat,” jawab remaja putri berjilbab merah.

Saya hentikan membaca novel, fokuskan pendengaran untuk menguping diskusi dua remaja putri itu. Makin lama, diskusinya makin menarik. Mereka sampai membahas urusan nasionalisme, cinta bangsa, cinta negara dan cinta tanah air.

“Cinta negara berarti tidak ada niat jahat terhadap negara,” tambah remaja putri berjilbab merah.

“Maksudmu, tidak menggerogoti kekayaan negara?” tanya temannya.

“Lha, iyalah,” jawab remaja putri berjilbab merah itu.

“Kamu tau dari mana?” tanya temannya.

“Dari buku ini,” jawab remaja putri berjilbab merah sambil memperlihatkan novel bercover hitam.

“Cinta adalah tidak ada niat jahat,” saya renungkan kalimat itu dalam-dalam. Benar juga argumen dua remaja putri itu, bisik hati saya. Contohnya, setiap suami yang mencintai isterinya, pasti tidak berniat jahat terhadap isterinya. Hasilnya, lahirlah kasih sayang, saling percaya dan saling melindungi. Bayakmi Cafe ini memang jempolan, ngopi sambil menambah pengetahuan plus belajar bahasa Inggris gratis.[]

(Sumber : Kompasiana.com)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.