Badan Reintegrasi Aceh Salurkan Bantuan Gubernur Aceh Lewat Laut dan Medan Ekstrem

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Kepemimpinan Gubernur Aceh dalam penanganan bencana hidrologi kembali ditunjukkan melalui langkah cepat dan terukur dalam memastikan bantuan sampai ke masyarakat terdampak, meski harus menembus jalur laut dan medan darat yang ekstrem.

Melalui Badan Reintegrasi Aceh (BRA) sebagai utusan resmi, Pemerintah Aceh turun langsung ke lapangan menjangkau wilayah-wilayah terisolir.

Ketua Badan Reintegrasi Aceh, Jamaluddin, S.H., M.Kn., menegaskan bahwa seluruh rangkaian distribusi bantuan dilakukan atas instruksi langsung Gubernur Aceh.

“Gubernur menekankan kepada kami bahwa negara tidak boleh kalah oleh medan. Selama masih ada warga Aceh yang terdampak dan membutuhkan, bantuan harus sampai, apa pun tantangannya,” ujar Jamaluddin.

Pada 17 Desember 2025, distribusi bantuan ke Gampong Pante Baro dan Gle Siblah, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen, terpaksa dilakukan menggunakan kapal nelayan. Akses darat terputus total akibat jembatan penghubung ambruk diterjang banjir bandang pada 27 November 2025 lalu.

“Kondisi ini tidak memungkinkan menggunakan jalur darat. Atas arahan Gubernur Aceh, kami memilih jalur laut agar kebutuhan primer warga tidak tertunda,” jelasnya.

Di dataran tinggi Gayo, tepatnya Kampung Bius Utama, Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah, banjir bandang menerjang permukiman setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Sebelumnya, aparat desa telah mengeluarkan imbauan evakuasi pada Rabu sore, 26 November 2025. Pasca kejadian, sedikitnya 21 rumah warga terdampak, tiga di antaranya hancur akibat hantaman kayu besar dan batu berukuran sangat besar.

Menindaklanjuti situasi tersebut, pada 20 Desember 2025, BRA kembali diturunkan ke lapangan untuk melakukan peninjauan langsung sekaligus menyalurkan bantuan pangan dan pakaian kepada masyarakat penyintas.

“Gubernur meminta penanganan tidak berhenti pada tahap darurat saja, tetapi berlanjut hingga kondisi masyarakat benar-benar pulih,” kata Jamaluddin.

Selain bantuan logistik, BRA juga menyalurkan obat-obatan ke Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru Takengon sebagai bentuk penguatan layanan kesehatan pascabencana, mengingat masih terdapat desa-desa yang terisolir dan sulit dijangkau melalui jalur darat.

Dalam proses distribusi menuju Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah melalui jalur KKA, tim BRA menghadapi medan ekstrem berupa tanjakan curam dan jalan licin. Beberapa kendaraan bahkan harus ditarik menggunakan sling SUV 4×4 demi memastikan bantuan tetap tiba tepat waktu.

“Ini risiko yang harus kami ambil demi menjalankan amanah Gubernur dan memastikan masyarakat tidak merasa ditinggalkan,” tegas Jamaluddin.

Pada hari yang sama, bantuan kebutuhan primer juga disalurkan kepada masyarakat terdampak di wilayah Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah. Sejumlah rumah di kawasan tersebut dilaporkan rata dengan tanah akibat longsor dan banjir bandang.

Pemerintah Aceh memastikan fokus penanganan ke depan tetap pada pemenuhan kebutuhan dasar dan pemulihan wilayah terdampak secara berkelanjutan.

[Ril]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.