Redelong-LintasGAYO.co : Masyarakat Kampung Negeri Antara, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, meminta agar 9 perusahaan sawit terlibat dalam penanganan gajah liar.
Selama ini, sebagian perkebunan sawit milik perusahaan itu berada di Kampung Negeri Antara.
“Kami minta 9 perusahaan agar membantu nasyarakat dalam upaya penanganan konflik gajah dan manusia, karena kami terdampak langsung,” kata seorang warga yang enggan disebut namanya, Jumat (14/11/2025).
Salah satu yang diminta warga ujarnya, perusahaan sawit tersebut terlibat pembuatan barier penghalang maupun kegiatan lain yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sekitar
“Perusahaan jangan lepas tanggungjawab, karena perusahaan bapak, harus menjadi bapak angkat kampung yang berkonflik dengan gajah,” jelas warga tersebut.
Ia tidak mau menyebutkan identitas, karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, mengingat setiap perusahaan tersebut punya kaki tangan di kampung tersebut.
“Paling tidak, perusahaan harus turun tangan untuk terlibat langsung mencegah konflik gajah. Jangan hanya menutup celah supaya gajah gak masuk ke kebun milik kalian,” tegas warga ini lagi.
Warga di Kampung Negeri Antara lanjutnya, sudah melakukan upaya untuk berdialog dengan perusahaan yang kebanyakan berkantor di Bireuen tersebut, namun ada saja pihak yang menghalangi.
“Karena ada oknum masyarakat yang diduga menghalangi upaya berdialog dengan perusahaan sawit yang beroperasi di kawasan Negeri Antara,” terang warga yang ditemui langsung di kampung itu.
Selama ini, perusahaan hanya membuat barier untuk melindungi kebun mereka dari serangan gajah, bukan untuk membantu masyarakat yang lahannya diserang oleh gajah.
“Mereka cari aman, kebun sawit mereka tidak boleh diserang gajah, tetapi kebun warga yang ada disekitarnya sering diserang gajah, malah diabaikan,” sebut warga itu lagi.
Ia pun berharap upaya pemerintah, atau para pihak untuk menjembatani pertemuan dengan perusahaan. Karena di lebel bawah, ada saja pihak-pihak yang menghalangi untuk berdialog antara perusahaan dan warga Negeri Antara.
[Iwan Bahagia]





