ACEH BESAR-LintasGAYO.co : Semangat pemekaran wilayah Kabupaten Aceh Rayeuk Jaya kembali membara dan mencapai titik kulminasi yang menarik perhatian publik.
Tokoh-tokoh terkemuka dari wilayah pesisir strategis Malahayati, yang mencakup Kecamatan Mesjid Raya dan Baitussalam, menyatakan dukungan penuh dan bergabung dalam barisan perjuangan bersama untuk mewujudkan Kabupaten baru tersebut.
Pernyataan dukungan ini menjadi bagian dari Rapat Konsolidasi Akbar Tujuh Kecamatan di Rumoh Aspirasi pada malam Sabtu (17/10/2025), yang dihadiri oleh lintas kalangan mulai dari ulama, akademisi, pemuda, para geuchik, perwakilan lintas partai politik, anggota DPRK Aceh Besar, hingga tokoh masyarakat.
Dalam pertemuan bersejarah itu, para tokoh dari tujuh kecamatan Darussalam, Blang Bintang, Kuta Baro, Ingin Jaya, Krueng Barona jaya, Baitussalam dan kecamatan Mesjid Raya secara aklamasi mendeklarasikan HT Ibrahim sebagai Ketua Pemekaran Kabupaten Baru Aceh Rayeuk.
Keputusan ini disambut hangat sebagai penanda keseriusan dan penyatuan visi perjuangan.
HT Ibrahim menegaskan, tugasnya sebagai Ketua adalah memposisikan diri sebagai Juru Bicara (Jubir) tunggal yang akan menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi kolektif ini kepada pihak-pihak terkait.
“Perjuangan ini milik kita bersama, milik seluruh rakyat. Saya hanya menjadi Jubir untuk menyampaikan aspirasi yang kita perjuangkan bersama,” ujar HT Ibrahim, menegaskan sifat kolegial dalam kepemimpinannya.
Dalam kesempatan tersebut, HT Ibrahim juga menyampaikan langkah taktis segera. Ia menyatakan bahwa Surat Keputusan (SK) Panitia Pemekaran yang sudah terbentuk sejak tahun 2012 akan segera diaktifkan kembali.
“Tentu saja, kita akan menggantikan posisi para tokoh pejuang pemekaran yang telah berpulang ke Rahmatullah. Semoga amal jariyah dan niat baik, para tokoh tersebut Allah masukkan dalam Syurga-Nya,” katanya dengan nada haru, memberikan penghormatan tertinggi kepada para perintis gerakan.
Pertemuan ini semakin diperkuat dengan kehadiran dan pandangan dari Anggota DPD RI, Tgk. Ahmada MZ.
Beliau memberikan pandangan strategis tentang urgensi pemekaran wilayah dalam konteks peningkatan kesejahteraan rakyat.
Daerah-daerah seperti Kecamatan Mesjid Raya (yang dikenal dengan Pelabuhan Malahayati) dan Baitussalam dinilai memiliki potensi ekonomi yang sangat besar terutama di sektor kelautan, perikanan, dan pendidikan.
Namun, potensi ini dianggap belum optimal karena adanya keterbatasan kebijakan yang terpusat dan jarak akses layanan pemerintahan yang cukup jauh dari pusat Kabupaten induk.
Konsolidasi ini menjadi momen krusial yang menyatukan kekuatan politik, sosial, dan kultural, menunjukkan bahwa keinginan untuk mewujudkan Kabupaten Aceh Rayeuk Jaya adalah aspirasi murni dan kuat dari rakyat yang mendambakan pemerataan pembangunan dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
[SP]