Oleh : Marah Halim*
Bagi siapa pun yang pernah berkunjung ke Genting Highlands, Malaysia, pengalaman menaiki kereta gantungnya, Awana SkyWay, pasti meninggalkan kesan mendalam. Saya merasakan sensasinya 15 tahun lalu, persisnya tahun 2009 saat libur di sela-sela kursus Bahasa Jerman di GMI (German Malaysian Institute), Bangi.
Melayang di atas hutan hujan yang rimbun, dengan kabut sesekali menyapa, adalah sensasi yang tak bisa dilupakan. Namun, bayangkan jika sensasi serupa dapat kita nikmati di tanah air sendiri, di atas keindahan Danau Laut Tawar yang jauh lebih memukau.
Takengon, dengan Danau Laut Tawar sebagai permata utamanya, adalah kanvas yang sempurna untuk mengulang sensasi itu. Ketinggian, suhu sejuk, dan panorama alam yang tiada duanya membuat Takengon memiliki segala yang dibutuhkan untuk mengadopsi konsep skyway seperti di Genting. Ini bukan halusinasi, ini adalah visi yang realistis untuk menempatkan Takengon sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Dua Jalur Emas
Untuk mewujudkan mimpi ini, dua jalur pembangunan skyway dapat dipertimbangkan, masing-masing menawarkan pengalaman unik dan keunggulan strategis.
Jalur Vertikal: Rute pertama bisa membentang dari tikungan ikonik Singahmata di Bukit Sama, menuruni lereng hingga ke Loyang Mendale di tepi danau. Bayangkan sensasi melayang di atas tebing curam dan pepohonan pinus, dengan pemandangan danau yang tiba-tiba terhampar di hadapan Anda.
Jalur ini akan menjadi daya tarik utama, menciptakan pengalaman dramatis yang akan diabadikan di setiap kamera wisatawan.
Jalur Horizontal: Alternatif kedua adalah menghubungkan Loyang Mendale hingga ke Kampung Boom. Rute ini akan memberikan pengalaman yang lebih santai, melintasi permukaan danau dengan pemandangan perbukitan yang mengelilingi. Gondola akan menjadi jembatan visual yang menghubungkan dua titik penting di tepi danau, membuka akses baru dan menyajikan perspektif yang berbeda.
Keuntungan Tak Terhingga
Membangun skyway di Takengon akan membawa keuntungan bagi Masyarakat dan Daerah yang jauh melampaui sektor pariwisata.
Pertama, Magnet Ekonomi: Proyek ini akan menjadi katalisator bagi ekonomi lokal. Kunjungan wisatawan yang meningkat drastis akan menciptakan lapangan kerja baru, mulai dari konstruksi, operasional skyway, hingga sektor pendukung seperti hotel, restoran, dan toko suvenir. Para petani kopi Gayo pun akan merasakan manfaatnya, karena lebih banyak wisatawan akan mencari dan membeli kopi langsung dari sumbernya.
Kedua, kemandirian Lokal: Pembangunan ini dapat melibatkan investor lokal atau BUMN, sehingga keuntungan yang dihasilkan tetap berada di daerah. Kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat akan memastikan proyek ini dikelola dengan baik, dengan menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal.
Ketiga, tak kalah penting adalah Branding Global: Sebuah skyway akan menjadi identitas baru bagi Takengon. Gambar dan video dari pengalaman menakjubkan ini akan menyebar luas di media sosial, secara otomatis mempromosikan Takengon ke seluruh dunia tanpa biaya besar. Takengon tidak lagi hanya dikenal sebagai penghasil kopi terbaik, tetapi juga sebagai destinasi wisata petualangan alam yang mendunia.
Belum ada di Sumatra bahkan Indonesia, Tapi Siapa Investor potensialnya?
Skyway di Takengon, tentu hal ini menjadi langkah yang sangat progresif dan revolusioner. Ini barang belum ada di seluruh Aceh, bahkan di Sumatera. Ide ini jauh melampaui konsep pengembangan wisata konvensional, dan yang lebih penting, bahkan belum terpikirkan oleh pengelola Danau Toba, meskipun memiliki skala dan popularitas yang lebih besar.
Jika mimpi gondola ini terwujud, Takengon akan menempatkan diri sebagai pelopor dalam industri pariwisata Sumatera, menawarkan pengalaman yang sama sekali baru dan unik yang tidak bisa disaingi oleh destinasi lain di pulau ini. Dengan menjadi yang pertama, Takengon akan secara otomatis menjadi magnet utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman baru dan berbeda.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah memiliki peran kunci untuk membuka pintu bagi investor. Dengan kajian kelayakan yang matang, presentasi yang meyakinkan, dan kemudahan regulasi, investor besar dari dalam maupun luar negeri pasti akan tertarik.
Di antarapPerusahaan BUMN yang bergerak di bidang pariwisata atau infrastruktur, seperti ITDC atau PT KAI, bisa menjadi mitra potensial. Pengusaha lokal yang sukses pun dapat mengambil peran, berkolaborasi dalam skema investasi yang menguntungkan semua pihak.
Mimpi naik gondola di pinggiran Danau Laut Tawar bukanlah utopia. Ini adalah langkah berani yang akan mengubah Takengon dari destinasi lokal menjadi permata pariwisata global. Ini adalah saatnya kita menempatkan Takengon di peta dunia, satu gondola dalam satu waktu. []