Oleh : Vera Hastuti, M. Pd*
Indonesia bisa merdeka seperti saat ini berkat perjuangan, dan pengorbanan para pahlawan. Mereka berjuang tanpa pamrih hanya dengan satu harapan besar agar generasi selanjutnya dapat mengisi kemerdekaan dengan baik.
Kemerdekaan bukanlah titik akhir, melainkan awal dari sebuah perjalanan panjang dalam membangun bangsa yang berdaulat dan sejahtera.
Mengisi kemerdekaan bukan sekadar menikmati hasil perjuangan, tetapi juga bertanggung jawab menjaga persatuan, membangun bangsa, dan memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik.
Karena kemerdekaan yang sesungguhnya terwujud ketika setiap warga negara aktif berkontribusi untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan berdaulat.
Indonesia memiliki segala potensi untuk menjadi negara maju. Sumber daya alam yang melimpah, jumlah penduduk produktif yang besar, serta posisi strategis di kawasan Asia Tenggara yang bila diolah akan menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju dan kaya.
Namun, potensi itu tidak akan berarti banyak jika tidak didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang mumpuni.
Sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni hanya bisa didapat dengan pendidikan. “Jangan main-main dengan pendidikan!” tegas seorang pendidik di Aceh Tengah, mengingatkan kita semua bahwa pendidikan bukan sekadar formalitas atau rutinitas harian, melainkan fondasi utama untuk membangun bangsa.
Karena, ketika pendidikan dianggap remeh, maka generasi penerus akan kehilangan arah, dan potensi besar bangsa akan terbuang sia-sia.
Pendidikan: Fondasi Kemajuan Bangsa
Singapura yang dibuang Malaysia pada tahun 1965 bangkit menjadi negara maju dengan pendidikan. Pada tahun 1970, China lebih miskin dari Indonesia kini menjadi saingan Amerika melalui pendidikan. Hal ini mengindikasikan Pendidikan menjadi pilar penting dalam kemajuan suatu bangsa.
Mereka menyadari bahwa pendidikan bukan beban anggaran, melainkan investasi jangka panjang yang menghasilkan kemajuan ekonomi, stabilitas sosial, dan inovasi tiada henti.
Kondisi Pendidikan Indonesia Saat Ini
Meski telah mengalami banyak perbaikan, sistem pendidikan Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Kesenjangan akses pendidikan antar daerah, kualitas pengajar yang belum merata, kurikulum yang terlalu padat namun kurang aplikatif, hingga persoalan literasi dan numerasi yang masih rendah.
Ini adalah alarm bahwa kita tidak bisa terus berjalan dengan sistem yang sama, jika ingin hasil yang berbeda dan lebih baik.
Pendidikan yang Relevan dan Berkeadilan
Untuk bisa “naik kelas”, pendidikan di Indonesia harus bertransformasi menjadi sistem yang relevan dengan kebutuhan zaman, berkeadilan dalam akses, dan mampu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga kreatif, kritis, dan berintegritas.
Pendidikan vokasi, digitalisasi sekolah, pelatihan guru yang berkelanjutan, serta pemberdayaan lokal harus menjadi agenda utama. Anak-anak Indonesia tidak hanya perlu tahu rumus, tetapi juga harus diajari cara berpikir kritis, berinovasi, dan bekerja sama.
Indonesia punya peluang besar untuk menjadi negara yang diperhitungkan di kancah global. Tapi langkah ke sana tidak bisa dilewati dengan jalan pintas. Pendidikan menuju kejayaan. Jika ingin melihat Indonesia yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih sejahtera, maka perbaikannya harus dimulai dari ruang-ruang kelas di seluruh pelosok negeri.
Sejatinya, kemerdekaan tidak hanya berarti lepas dari penjajahan fisik, tetapi juga merdeka dalam berpikir, berpendapat, dan menentukan nasib sendiri. Semua itu hanya bisa terwujud melalui pendidikan yang membebaskan, memberdayakan, dan membentuk manusia seutuhnya.
Tanpa pendidikan, kemerdekaan hanyalah sekadar simbol kosong tanpa makna nyata.
Pendidikan adalah fondasi utama untuk membangun Indonesia yang maju, berdaulat, dan berkeadilan. Pendidikan adalah syarat mutlak dan kunci untuk mencapai kemerdekaan yang sejati, utuh, dan berkelanjutan.
Jika pendidikan masih diabaikan, menjadikan Indonesia maju adalah angan semata. Maka dari itu, menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan adalah tanggung jawab bersama demi keberlangsungan kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.
*Guru SMAN 1 Takengon. Tinggal di Kala Kemili, Takengon.