[Puisi] Barbuk Cinta
Marlin Dinamikanto
kau curi hatiku
dengan sangat rapi
– tak meninggalkan jejak
atau barang bukti. Tapi aku tahu
kau sembunyikan itu
di dinding kalbu berbatu
untung aku terbuat dari angin
bisa menyusup tempat kuingin
sebelum cinta mendingin
dan mengeras seperti semen
membeton ingatan
Tuhan, beri aku surat perintah
penggeledahan ke lubuk hati
tapi gagang pintunya patah
terjerat karat yang sudah mati
tampaknya Tuhan tak berkenan
memberiku surat penggeledahan
hatimu yang terkunci oleh ingatan
masa lalu yang gundah – tak indah
sungguh, ingin kugeledah hatimu
sehingga kutemukan barang bukti
cinta yang masih sembunyi di situ [SY]
Martupat, April 2018
Marlin Dinamikanto adalah penulis puisi, cerita pendek, esai dan sejumlah buku. Menerbitkan iga Antropologi Puisi Tunggal “Yang Terasing dan Mampus” 2018 dan “Menyapa Cinta “, 2020 dan terakhir”Menolak Ambyar”.;. Cerpen-cerpennya dimuat oleh sejumlah media. Buku yang disuntingnya ALDERA; Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993 – 1999 yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas meraih predikat “Mega Best Seller” dan “Perjuangan Merebut Benteng Keadilan” TPDI, 1996 tercatat di katalog sejumlah perpustakaan nasional Indonesia, Australia dan sejumlah perguruan tinggi ternama di Indonesia dan luar Indonesia.