JAKARTA-LintasGAYO.co : Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menjalin komunikasi strategis dengan Menteri Ekonomi Kreatif /Badan ekonomi kreatif Republik Indonesia, Teuku Rifki Harsa guna mempercepat pengembangan sektor ekonomi kreatif di daerah.
Pertemuan ini membahas potensi besar Aceh Tengah yang dinilai layak dikembangkan menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal di Tanah Gayo.
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Aceh Tengah memaparkan berbagai potensi lokal yang memiliki nilai jual tinggi, seperti kopi arabika Gayo, kerajinan tangan berbasis anyaman bambu dan rotan, seni musik tradisional, hingga sektor kuliner khas daerah.
Produk-produk ini dinilai memiliki daya saing jika dikembangkan dengan dukungan infrastruktur, promosi, dan digitalisasi yang memadai.
“Kami menyampaikan langsung kepada Menteru Ekraf bahwa Aceh Tengah memiliki kekuatan budaya dan sumber daya manusia yang siap bersaing. Dukungan pusat akan menjadi kunci untuk mengakselerasi program ekonomi kreatif berbasis potensi lokal,” ujar Hamdani yg mendampingi Bupati pada kesempatan tersebut.
Kemenparekraf menyambut positif gagasan tersebut dan menyatakan kesiapan untuk mendampingi kabupaten dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Bentuk dukungan antara lain berupa pelatihan SDM, pelatihan konten kreator fasilitasi promosi produk lokal di ajang nasional, serta akses ke program pembiayaan kreatif dari pusat.
“Aceh Tengah punya potensi yang kuat, khususnya di sektor kopi, kriya, dan budaya. Kami siap meng asesmen kabupaten Aceh Tengah menjadi kabupaten ekonomi kreatif. ini sebagai salah satu model pengembangan ekonomi kreatif berbasis daerah di wilayah barat Indonesia,” ungkap Riyan Saf, staf khusus Kemenekraf.
Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat ekonomi masyarakat, dan meningkatkan daya saing produk lokal ke pasar global.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah juga berencana membentuk komunitas Ekonomi Kreatif Daerah sebagai wadah kolaborasi antara pelaku usaha, komunitas, akademisi, dan pemerintah, guna memastikan keberlanjutan program yang telah dirintis bersama Kemenekraf.
[SP]