TAKENGON-LintasGAYO.co : Empat Komunitas dari dua kota, Takengon dan Sumatera Barat menggelar diskusi terbuka tentang sastra dan teater di salah satu cafe di Takengon, Rabu malam, 11 Juni 2025.
Acara tersebut menampilkan tiga pembicara, Dr. Sulaiman Juned, Muhammad Subhan dari Komunitas Kuflet Padang Panjang dan Dr. Salman Yoga S dari Komunitas Teater Reje Linge, Komunitas Sastra Bukit Barisan (KSBB) dan Komunitas The Gayo Institut (TGI).
Diskusi terbuka yang dihadiri oleh tujuh puluahan peserta ini mengangkat tema “Sastra dan Teater” dipandu oleh Nanda Winar Sagita, Sabariah Munthe dan Vera Hastuti.
Salah seorang narasumber Dr. Sulaiman Juned mengatakan Gayo sangat kaya dengan foklor dan budaya yang tinggi, namun sayang belum ada yang diangkat ke pertunjukan besar.
“Ada begitu banyak folklor di Gayo, tapi belum ada yang menulis secara serius sehingga menjadi dokumentasi bangsa. demikian juga kekayaan foklor itu belum ada yang diangkat dalam bentuk pertunjukkan teater,” kata Sulaiman Juned yang pernah tinggal di Kampung Bies Kecamatan Bies ini.
Ditambahkan, menghidupkan kembali budaya seperti pepongoten di Gayo adalah tanggungjawab generasi muda dari semua komunitas. Belum ada monolog dari Aceh masuk ke nasional dalam sejumlah even.
“Padahal cerita rakyat dapat dikemas menjadi pertunjukkan monog dan pementasan teater,” jelas dosen Teater di Institut Seni Indonesia Padang Panjang ini.
Dalam kondisi demikian Dr. Sulaiman Juned mempertanyakan dan menyadari jika generasi kepenulisan dan kesenimanan di tanah Gayo agar terputus.
Diskusi terbuka oleh empat komunitas ini berlangsung selama tiga jam setengah, selain sebagai bagian dari roadshow Komunitas Seni Kuflet juga ajang silaturahmi dan gelar karya.
[SP]