Oleh : Apriza Aramiko*
Warisan Budaya Penuh Makna
Di tengah kekayaan adat istiadat yang dimiliki masyarakat Gayo, terdapat satu tradisi yang memiliki makna sakral dan simbol yang kuat, yaitu Petawaren.
Upacara ini bukan sekadar seremoni, melainkan manifestasi dari nilai-nilai spiritual, penghormatan, dan filosofi hidup masyarakat Gayo yang menghargai ciptaan Tuhan dan menjunjung tinggi adat.
Petawaren adalah cerminan hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Ia bukan hanya tradisi, tetapi warisan nilai kehidupan. (H. M. Ibrahim Lutfi, Budayawan GayoMakna dan Tujuan Petawaren)
Secara harfiah, Petawaren berarti “menawari”, yakni sebuah prosesi adat untuk menawari seseorang atau sesuatu sebagai tanda permohonan berkah dari Allah SWT.
Tradisi ini juga dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu agung, pemimpin, atau seseorang yang berjasa dalam masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, Petawaren menjadi momen penuh khidmat dan spiritual, di mana masyarakat menyatukan niat baik, doa, dan penghormatan dalam bentuk perlambang perlambang alami yang sarat makna.
Perlengkapan Petawaren dan Maknanya
Setiap benda yang digunakan dalam Petawaren dipilih dengan pertimbangan simbolis. Berikut adalah komponen utamanya:
* – Air bersih: Lambang kehidupan dan kesucian.
* – Beras putih dan nasi sekemul (segenggam): Melambangkan rezeki, kemurnian, dan kecukupan.
* – Ketan kuning: Simbol kehormatan, kebesaran, dan kemuliaan.
* – Emas: Melambangkan nilai tinggi dan keagungan.
* – Tumbuhan seperti dedingin, celala, bebesi, sesampe: Representasi kekuatan alam dan daya tahan hidup.
* – Batang teguh dan pucuk kayu besar: Tanda ketegaran dan keagungan ciptaan Allah.
Semua bahan ini disebut sebagai bagian dari “ayatul kauniyah”, yaitu tanda-tanda
kebesaran Tuhan melalui ciptaan-Nya di alam semesta. Dengan demikian, tradisi ini secara
tidak langsung mengajarkan nilai-nilai tauhid melalui simbol-simbol yang membumi. Landasan Spiritual dalam Al-Qur’an. Tradisi Petawaren diperkuat dengan nilai-nilai keislaman, salah satunya sebagaimana tercantum dalam Surah Al-An’am ayat 99:
“Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, lalu Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau; Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak dan bertumpuk-tumpuk.” (QS. Al-An’am: 99)
Fungsi Sosial dan Nilai Kebersamaan
Petawaren juga menjadi simbol solidaritas dan kekuatan sosial. Dalam setiap pelaksanaannya, masyarakat berkumpul, bergotong royong, dan mempererat silaturahmi. Upacara ini biasanya dilakukan dalam berbagai momentum penting seperti:
* – Menyambut tamu kehormatan
* – Acara pernikahan adat
* – Peresmian rumah baru atau balai adat
* – Momen kelahiran atau khitanan
“Lewat Petawaren, kami tidak hanya menghormati yang datang, tapi juga mempersatukan
yang tinggal.” – Imam Lukman, tokoh adat Gayo
Melestarikan Warisan Leluhur
Tradisi Petawaren adalah salah satu bentuk peradaban lokal yang kaya akan nilai dan makna. Ia mengajarkan keseimbangan antara adat dan agama, antara penghormatan terhadap sesama dan penghambaan kepada Tuhan.
Oleh karena itu, pelestarian tradisi ini tidak hanya penting bagi identitas budaya Gayo, tetapi juga menjadi pelajaran universal bagi bangsa Indonesia bahwa dalam kesederhanaan adat, terkandung kebijaksanaan yang mendalam.
*Mahasiswa IAIN Takengon