TAKENGON-LintasGAYO.co : Terkait kasus pengeroyokan siswi madrasah yang terjadi beberapa waktu lalu dan sempat viral di media sosial, Kakankemenag Bener Meriah, Drs. Maiyusri, MAg angkat bicara.
Kepada LintasGAYO.co pada Kamis 29 Mei 2025 mengatakan sangat menyesalkan peristiwa ini.
Baca Juga : Aksi Pengeroyokan Siswi MTsN 1 Bener Meriah Viral di Media Sosial
“Kita sangat menyesalkan kejadian ini karena menunjukkan bahwa kenakalan remaja/siswa perlu perhatian serius dari semua komponen,” kata Drs. Maiyusri, MA
Maisyusri juga menjelaskan, meski kejadian ini di luar sekolah, namun pihaknya terus berperan aktif melakukan mediasi sebanyak dua kali namun tidak menemukan satu kesepakatan.
“Kita tetap beri sanksi tegas kepada para pelaku yang merupakan siswa MTsN 1 Bener Meriah, berupa sanksi pelanggaran tata tertib berupa 95 poin. Jika 5 poin saja pelanggaran terjadi, maka siswa akan dikeluarkan dari madrasah,” katanya.
“Hal ini kita lakukan sebagai upaya untuk membina siswa kita. Tak hanya itu, kita juga akan lakukan pembinaan kepada guru dan Kepala MTsN 1 Bener Meriah,” tambah Maiyusri
Di tempat terpisah, Ketua Persatuan Guru Madrasah (PGM) Indonesia, Habibullah S.Pd mengatakan pihaknya telah melakukan klarifikasi bahwa kejadian pembulian terjadi di luar jam wajib sekolah dan di luar lingkungan madrasah. Dengan demikian kejadian ini di luar kendali pihak madrasah.
“Namun demikian, pihak madrasah tetap melakukan mediasi yang baik,” kata Habibullah
Habibullah juga mengajak orang tua juga semua unsur masyarakat untuk berkontribusi dalam menciptakan iklim pendidikan yang kondusif dan aman untuk kemajuan Pendidikan di Bener Meriah.
“Kami di madrasah terus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi semua siswa madrasah,” pungkas Habibullah.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bener Meriah, Kurnia Amna SPd mengatakan akan terus memberi dukungan kepada Kepala Madrasah juga guru MTsN 1 Bener Meriah tentang polemik anak yang kini ditangani oleh pihak Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) setelah resmi dilaporkan oleh orangtua korban.
Baca Juga : Aksi Pengeroyokan Siswi MTsN 1 Bener Meriah Resmi Dilapor ke Polisi
Kurnia Amna mengatakan, walaupun permasalahan ini terjadi di luar madrasah, maka seyogianya kejadian ini menjadi tanggung jawab orangtua juga juga masyarakat sekitar.
Namun demikian pihak madrasah tetap memenuhi pemanggilan penyidik secara kooperatif demi selesainya masalah ini.
“PGRI juga akan terus memantau permasalahan ini hingga tuntas sehingga semua berjalan sesuai haraoan,” pungkas Kurniadi.
[ZI Maiza]