Pertukaran Setara

oleh

Oleh Muhammad Syukri*

Hubungan antar penjual dan pembeli tidak terlepas dari konsep pertukaran setara. Pertukaran yang memperhitungkan untung rugi bagi kedua belah pihak.

Hanya saja, suatu transaksi belum jaminan dapat dianggap pertukaran setara. Bisa saja mereka melakukan cut loss (jual murah/juel giging) karena sangat butuh dana atau sedang berada dibawah tekanan (ancaman).

Paling sedih jika yang bersangkutan sedang berada dalam kesadaran tinggi, tetapi menjual dengan harga murah. Dalam perjalanan kedepan, timbul penyesalan. Baru sadar, pertukaran itu ternyata tidak setara.

Alhasil, mau menangis air mata tak tersisa. Mau teriak, tak ada yang dengar. Ko kenge atas kune kutangak. Ko kenge jarak kune kutalu.

Dahulu kala, sebelum masyarakat mengenal mata uang, pertukaran setara dikenal dengan istilah barter.

Pertukaran setara dan barter memiliki konsep yang serupa, yaitu pertukaran barang atau jasa tanpa melibatkan uang.

Namun, ada beberapa perbedaan mendasar diantara kedua konsep itu.

1. Pertukaran Setara: Kedua belah pihak memberikan sesuatu yang dianggap memiliki nilai yang sama oleh keduanya. Sering kali digunakan dalam konteks yang lebih formal dan terstruktur.

Meskipun utamanya tidak melibatkan uang, dalam beberapa kasus, nilai yang setara bisa diukur dalam bentuk uang.

2. Barter: Melibatkan pertukaran langsung barang atau jasa tanpa perantara uang. Biasanya terjadi dalam konteks yang lebih informal.

Nilai barang atau jasa bisa berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan kesepakatan antar pihak.

Adakah indikator atau standar harga atas benda atau jasa yang akan dijual? Banyak, terutama bagi barang dan jasa yang umum dipasaran. Tinggal tanya Om Google, langsung dijawabnya.

Namun, supaya tidak terjebak dalam transaksi pertukaran tidak setara, sebaiknya berpegang pada falsafah “inget-inget sebelum kona, hemat jimet ike tengah ara.” Semoga bermanfaat. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.