Aceh Tengah Banjir, Warga : Bupati Sibuk Apel dan Urus Kanopi

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Hujan deras yang mengguyur dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah, Selasa malam 29 April 2025, menyebabkan hampir semua wilayah di Kota Takengon tergenang air.

Kalaksa BPBD Aceh Tengah, Andalika ketika dikonfirmasi LintasGAYO.co, membenarkan hal itu.

“Hujan cukup deras malam ini, hampir semua wilayah di Pusat Kota Takengon tergenang air,” kata Andalika.

Menurutnya, genangan air paling parah terjadi di Jalan Sengeda (Jalan Lintang Takengon) hingga ke Kala Kemili. Di Kala Kemili, air tampak masuk ke rumah-rumah warga.

Selain menggenangi jalan protokol di pusat Kota Takengon, air juga masuk ke rumah-rumah warga.

Penelusuran LintasGAYO.co, sejumlah pedagang di kawasan Pinangan, Mongal dan Umah Opat, tampak berjibaku mengeluarkan air dari tempat usahanya.

Belum lagi di Gunung Balohen, Kecamatan Kebayakan, air juga tampak masuk ke beberapa rumah warga. Hal yang sama juga terjadi di Lot Kala, Sp.4 Bebesen.

Seorang warga yang juga berstatus ASN di Aceh Tengah, yang identitasnya diminta tidak disebut mengungkapkan, disaat Aceh Tengah terus-terusan dilanda banjir, Bupati malah sibuk dengan apel ASN.

“Dimana apel yang tidak bermanfaat, setiap apel ditanya masalah tapi tidak pernah ada solusi dari Bupati, yang ada hanya buat konten, dan di share di media sosial seolah-olah sudah bekerja untuk rakyat, padahal isinya nol besar,” kata sumber LintasGAYO.co itu.

Baca Juga : Aceh Tengah Banjir di Musim Hujan, Kita Lupa Fungsi Paya

Hal yang sama diutarakan oleh pedagang di kawasan Jalan Lintang, Takengon. Di tengah situasi banjir yang berulang, kritik keras disampaikan oleh warga dan pedagang terhadap kebijakan Pemkab Aceh Tengah yang dinilai lebih sibuk mengurusi kanopi toko dibanding mengatasi persoalan banjir.

“Pemerintah sibuk akan bongkar kanopi, bukan atasi banjir,” teriak sejumlah warga yang terdampak di Jalan Sengeda.

Sebelumnya, Aliansi Pedagang Jalan Sengeda turut menyuarakan kekecewaannya. Ketua aliansi, Iman, menilai tindakan pembongkaran kanopi oleh Satpol PP tanpa sosialisasi telah merugikan pedagang.

Bahkan, beberapa toko mereka dicat dan ditandai secara tiba-tiba lima hari sebelum Idulfitri.

“Bangunan kami jaraknya 8 meter dari badan jalan, tapi tiba-tiba dipylox dan digaris merah tanpa penjelasan. Ini sangat tidak adil,” ujar Iman kepada Tribungayo.com.

Iman juga menilai bahwa masalah paling mendesak di Jalan Lintang saat ini bukan kanopi, melainkan persoalan banjir. Saat musim hujan masuknya air ke toko yang merugikan mereka.

“Seharusnya fokus ke masalah drainase. Jalan Sengeda ini harusnya ada parit lurus yang buangannya langsung ke Danau Lut Tawar. Sekarang semua drainase dari lorong-lorong dialirkan ke Jalan Lintang, ini yang bikin banjir,” pungkasnya.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.