Pelaku Wisata Sebut Flying Fox Bener Meriah Ide Cemerlang, Jangan Lupakan Safety

oleh

REDELONG-LintasGAYO.co : Flying Fox yang berlokasi di kaki Gunung Burni Telong, Kampung Rembune, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah dianggap sebuah potensi wisata yang menjanjikan.

Namun, baru-baru ini safety terhadap penggunanya dianggap tidak standar, dan viral di media sosial.

Menanggapi itu, seorang pelaku wisata, Iwan Bahagia mengatakan, standar keamanan perlu diperbaiki, apalagi wahana tersebut tergolong esktrim.

“Menurut saya, sudah bagus itu ide desa bikin wahana flying fox, tinggal standar kenyamanan dan safety saja perlu dibenahi,” sebut Iwan, Senin 22 April 2025.

Menurutnya, bisa jadi ketidaktahuan terhadap standar safety flying fox karena ketiadaan sosialisasi dari pihak terkait.

“Kita tidak bisa serta merta menyalahkan penyedia jasa flying fox, jadi pemerintah harus terlibat dalam sosialisasi, bisa jadi mereka tidak tahu,” sebutnya.

Ia mengingatkan, di setiap desa ada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang pernah dibentuk. Wadah tersebut, bisa berkonsultasi dengan pemerintah daerah atau pihak penyedia jasa layanan serupa, sepertu Bur Telege, atau Arung Jeram Lukub Badak.

“Sebenarnya, banyak tugas pemerintah dalam hal sosialisasi wisata, misalnya terkait sertifikasi atau lisensi pemandu flying fox, keamanan dan kenyamanan penggunanya, serta keberadaan tim rescue yang disediakan penyedia jasa wisata,” sebut Iwan yang juga anggota Himpinan Pramuwisata Indonesia (HPI) ini.

Sebagai pemandu, Iwan mengaku acap kali membawa tamu ke beberapa lokasi wisata di Aceh Tengah dan Bener Meriah yang sudah memenuhi kriteria untuk keamanan dan kenyamanan wisatawan, sehingga tidak khawatir atas resiko yang ada.

“Standar kemanan, tim rescue, itu harus lengkap. Termasuk kapasitas tali, penggunaan carmantel atau carabiner serta perlengkapan yang terkait dengan flying fox, itu harus sesuai standar,” ungkap Iwan.

Ia memberikan dukungan terhadap desa Rembune yang menggagas ide flying fox terpanjang di tanah Gayo tersebut, namun tetap menekankan keamanan dan kenyamanan penggunanya.

“Sebagai pegiat wisata, tentu mendukung ide ini. Ide desa untuk wisata ini sudah sangat Cemerlang, tinggal bagaimana meminimallisir persoalan di kemudian hari,” pungkas Iwan, yang pernah terlibat sebagai pemandu di Pulau Jawa dan Bali tersebut.

[SP]

Comments

comments