TAKENGON-LintasGAYO.co : Sejumlah seniman mempertanyakan fungsi dan peruntukan Gedung Olah Seni (GOS) Takengon dan fasilitas seni di Kabupaten Aceh Tengah.
Hal tersebut dicuatkan oleh Komunitas Teater Reje Linge dalam sesi latihan di halaman Gedung Olah Seni (GOS) pada Jumat, 11 April 2025.
Salah seorang dedengkot teater sejak tahun 80-an Ipap Suprapto menyatakan, sebenarnya awal pembangunan Gedung Olah Seni (GOS) adalah untuk kegiatan kesenian.
“Tahun 80-an kita berkesenian berpusat GOS Takengon, ini menjadi pusat latihan atau kegiatan lainnya sampai pementasan,” kenang Ipap yang pernah mensutradarai dua naskah Keraajaan Linge hingga mengharumkan nama daerah.
Namun melihat kondisi dan peruntukannya saat ini, Ipap menyangkannnya karena sudah berubah.
Ketua Komunitas Teater Reje Linge Salman Yoga S juga menyangkan, alih fungsi Gedung Olah Seni (GOS) yang lebih banyak digunakan untuk acara pesta perkawinan dari pada tujuan utama saat pembangunannya.
“Di Takengon belum ada fasilitas berkesenian yang memadai. Gedung Olah Seni (GOS) yang kita harap sebagai tempat utama dalam berproses dan melatih regeneriasi Gayo lebih banyak digunakan di luar fungsi uatamanya sebagai gedung kesenian dan lebih sering terkunci rapat,” jelas Salman yang diaminkan sejumlah seniman lainnya yang berhadir dalam sesi latihan Teater Reje Linge.
Para seniman Gayo berharap pemerintah dapat memperhatikan kondisi ini sehingga generasi muda di Takengon mempunyai tempat dan fasilitas yang memadai seperti halnya sejumlah bidang olahraga yang ada.
[SP]