INISNU Temanggung dan Dr. Johansyah: ”Teknologi Penerjemahan untuk Masa Depan Pendidikan Islam”

oleh

Pada hari Rabu tanggal 26 Maret 2025; Pascasarjana Pendidikan Agama Islam (PAI) INISNU Temanggung sukses menyelenggarakan webinar internasional bertajuk “Aplikasi Penerjemahan Otomatis Memfasilitasi Pertukaran Budaya Agama Global”. Acara daring ini diikuti oleh 124 peserta dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, mahasiswa, serta praktisi pendidikan dari Indonesia dan Amerika Serikat. Webinar ini membahas peran teknologi penerjemahan dalam mendukung komunikasi lintas budaya dalam pendidikan Islam. Dr. Johansyah, M.A., Pemerhati Pendidikan Aceh, dan Steven Von Der Linden, B.S.M.E., M.A., Pakar Teknologi, Linguistik, dan Budaya dari Dallas International University, memberikan perspektif kritis terhadap tantangan serta peluang penerapan teknologi penerjemahan di dunia pendidikan. Seminar ini mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, terutama atas peran strategis dua putra Gayo, Dr. Joni dan Dr. Johansyah, dalam mengembangkan sinergi pendidikan Islam, karakter, dan budaya global.

Acara ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting dengan partisipasi 124 peserta dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, mahasiswa, dan praktisi pendidikan dari Indonesia serta Amerika Serikat. Webinar ini mengeksplorasi peran teknologi penerjemahan dalam mendukung komunikasi lintas budaya dalam pendidikan Islam. Dr. Johansyah, M.A., sebagai Pemerhati Pendidikan Aceh, dan Steven Von Der Linden, B.S.M.E., M.A., sebagai Pakar Teknologi, Linguistik, dan Budaya dari Dallas International University, memberikan wawasan mendalam mengenai tantangan dan peluang penerapan teknologi penerjemahan di dunia pendidikan. Seminar yang spektakuler ini juga mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah karena menghadirkan dua putra Gayo, Dr. Joni dan Dr. Johansyah, yang berperan strategis dalam membangun sinergi pendidikan Islam, karakter, dan budaya global.

Peran Teknologi Penerjemahan dalam Pendidikan Islam Rektor INISNU Temanggung, Dr. Moh Baehaqi, M.M., membuka acara dengan menekankan pentingnya penerjemahan otomatis dalam memperluas wawasan budaya dan sosial. Ia menyoroti perlunya tinjauan ulang terhadap kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia guna menghadapi tantangan degradasi moral dan hilangnya nilai-nilai kearifan lokal. Ia juga menekankan pentingnya integrasi keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam sistem pendidikan untuk memperkuat karakter bangsa. Lebih lanjut, ia mengapresiasi inisiatif webinar ini yang menghubungkan komunitas akademik lintas negara dan budaya serta mendorong penyelenggaraan seminar serupa secara berkelanjutan. Komentar ini disampaikannya setelah acara seminar selesai sebagai refleksi atas urgensi pembahasan yang telah dilakukan.

Pembahasan Ilmiah oleh Narasumber Dalam sesi pemaparan ilmiah, para narasumber menyampaikan gagasan mereka tentang pendidikan Islam, karakter, dan peran teknologi penerjemahan dalam membangun komunikasi lintas budaya. Muhammad Wahid Afifudin, S.E., membahas pemikiran Ibn Sina dalam pendidikan Islam dan bagaimana filsafatnya dapat diterapkan dalam kurikulum modern agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Sementara itu, Lathif Mahmud Afifi, S.Pd., menyoroti konsep Tri-Center Education yang melibatkan peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Ibtidaiyah Temanggung. Ia menjelaskan bahwa sinergi antara ketiga pilar pendidikan tersebut mampu meningkatkan moralitas dan keberhasilan akademik peserta didik.

Arif Budi Setiawan, S.Pd., kemudian memaparkan kajian tentang pendidikan Islam Nusantara melalui tradisi Sadranan di Desa Mranggen Kidul. Ia mengungkapkan bahwa kearifan lokal dapat menjadi media efektif dalam menanamkan nilai-nilai keislaman dan membangun karakter generasi muda. Steven Von Der Linden, B.S.M.E., M.A., sebagai pakar teknologi dan linguistik dari Dallas International University, menyoroti dampak positif dan negatif dari penggunaan teknologi penerjemahan otomatis dalam pertukaran budaya global. Menurutnya, meskipun teknologi penerjemahan dapat mempercepat komunikasi antarbangsa, pemahaman budaya yang mendalam tetap diperlukan agar makna yang disampaikan tidak mengalami distorsi.

Sebagai narasumber pembanding, Dr. Johansyah, M.A. (urang Gayo), mengangkat konsep pendidikan profetik sebagai solusi atas tantangan pendidikan modern di Indonesia. Ia berpendapat bahwa nilai-nilai kenabian harus menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan guna mencetak individu yang memiliki keseimbangan antara spiritualitas, moralitas, dan intelektualitas. Menurutnya, pendidikan berbasis nilai profetik mampu memberikan solusi konkret dalam menghadapi dinamika global yang semakin kompleks.

Sebagai inisiator acara, Dr. Joni, M.Pd.B.I. (urang Gayo), Ketua Pusat Kajian Budaya dan Bahasa (PKBB) INISNU Temanggung, menegaskan pentingnya pengelolaan pendidikan di Indonesia yang lebih baik serta peningkatan integritas pendidik dalam menghadapi tantangan era globalisasi yang semakin hari mengalami degradasi moral dan akhlak yang sangat menyedihkan, sepertinya tidak ada batas lagi antara baik dan buruk, tabu dengan yang tidak tabu, aib dan yang bukan aib, dan fitnah seperti bukan fitnah, inilah gambaran kualitas pendidikan saat ini. Ia juga menyoroti peran teknologi penerjemahan dalam pendidikan, dengan menekankan perlunya mempertimbangkan konteks budaya dan kesesuaian dengan agama agar tidak terjadi distorsi makna. Menurutnya, webinar ini menjadi langkah awal dalam membangun sinergi antara akademisi dan praktisi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis budaya dan teknologi.

Peserta seminar, Thiara dan Eka, yang juga berperan sebagai moderator, menggarisbawahi tantangan dalam pendidikan karakter dan teknologi di Indonesia. Mereka berharap bahwa konsep pendidikan profetik dapat diterapkan secara luas untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk individu yang lebih humanis.

Joni menyimpulkan bahwa Webinar ini menghasilkan beberapa rekomendasi penting, di antaranya:

1. Kami merekomendasikan kepada Menteri Pendidikan Dasar serta Kementerian Pendidikan Tinggi Republik Indonesia untuk mengakomodasi penerapan teknologi penerjemahan dalam kurikulum pendidikan Islam guna memperluas akses pembelajaran dan memperkuat pemahaman lintas budaya. Selain itu, penting untuk memperhatikan pengembangan kecerdasan spiritual dalam rangka membangun akhlak mulia (ihsan kamil), sehingga tujuan pendidikan dapat kembali berlandaskan pada nilai-nilai fundamental yang telah digariskan sejak awal.

2. Pentingnya peninjauan ulang kurikulum pendidikan Islam untuk mengintegrasikan nilai-nilai moral dan kearifan lokal.

3. Mendorong kolaborasi lintas budaya melalui seminar dan diskusi internasional guna memperkuat pemahaman global.

4. Penggunaan teknologi penerjemahan harus mempertimbangkan aspek agama, budaya, dan sosial guna menghindari distorsi makna. Selain itu, untuk mencegah dampak negatif seperti individualisme, egoisme, dan ketidakseimbangan emosional, diperlukan regulasi yang tepat dalam pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) agar tetap sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan etika.

5. Penguatan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam sebagai solusi terhadap degradasi moral generasi muda.

Melalui sinergi antara pendidikan, penguatan karakter, dan optimalisasi teknologi penerjemahan, webinar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam membangun peradaban yang lebih toleran, inklusif, dan berbasis nilai-nilai kebajikan di tingkat global. Selain itu, inisiatif ini juga bertujuan untuk merevitalisasi nilai-nilai akhlak dan moral yang mengalami degradasi serta distorsi, sehingga ketahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat semakin diperkuat secara holistik dan berkelanjutan. [*]

 

 

 

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.