TAKENGON-LintasGAYO.co : Owner Asa Coffee Gayo, Armiyadi mengatakan, sistem tanam pagar mampu meningkatkan produksi kopi arabika Gayo.
Menurutnya, dengan luas tanah 1 hektar, sistem pagar mampu memuat 4000 batang kopi.
Hal ini berbeda jauh dengan sistem tanam konvensional yang dikenal masyarakat Gayo, dimana dalam 1 hektar hanya memuat 1200 hingga 1500 batang kopi.
“Dan saya sudah mencatat, di usia kopi 2 tahun, populasi 4000 batang, periode panen September 2024 hingga Maret 2025, sistem pagar di blok B, sudah menghasilkan 4 ton lebih ceri setara dengan 335 kaleng, dengan estimasi grean bean 705 kilogram,” kata Armiyadi kepada LintasGAYO.co, Selasa 25 Maret 2025.
Jumlah hasil panen itu kata dia, masih akan terus meningkat, lantaran musim panen yang belum selesai, dan akan berakhir pada Mei 2025.
“Jika kita hitung pendapatan, dari 705 kilogram grean bean dikalikan harga normal Rp. 95.000/perkilonya, maka pendapatan kotor sudah mencapai Rp. 66.975.000,-. Jumlah ini masih akan bertambah, meningat musim panen belum berakhir,” kata Armiyadi.
Dirinya, akan terus mengupdate hasil panen total pada Juni 2025 nanti, per satu musim panen atau satu tahun panen.
Hal ini dilakukan, untuk memberi edukasi kepada petani kopi di Gayo, dengan tujuan meningkatkan hasil produksinya.
“Di umur 2 tahun, kalau kita lihat di pola tanam konvensional, belum ada di Gayo ataupun di Indonesia, yang menghasilkan lebih dari 4 ton ceri,” katanya.
“Umur dua tahun itu, belum produksi penuh ya, masih kopi muda. Namun di sistem pagar, hasil produksinya 3 kali lebih banyak dari sistem tanam konvensional,” tambah Armiyadi.
Armiyadi pun akan berbagi hasil panen, di kopi sistem pagar umur 4 tahun. “Nanti, minggu depan kita share informasinya, biar nanti ada pembanding, bagaimana umur dua tahun dan umur 4 tahun. Nantikan di LintasGAYO.co. Salam petani cerdas,” demikian Armiyadi.
[Darmawan]