[Puisi] Mualem: Perlawanan, Kerja Keras, dan Kemenangan

oleh

L K Ara

Seuneudon, 1964 – Hikayat Perang dan Doa Ibu

Aku lahir di tanah sunyi,
desa kecil yang hanya mengenal kerja keras.
Angin Samudera Hindia berbisik,
tentang takdir yang belum tertulis.

Masa kecilku adalah sawah dan surau,
menghafal surah di bawah sinar pelita,
menari saman di balai adat,
dan mendengar syair didong mengalun dalam gelap.

Pada malam kenduri, lelaki-lelaki Seudati
menghentakkan kaki di tanah leluhur,
serune kale menangis dalam alunannya,
seakan tahu: ada perang yang menunggu di depan.

Ibu berdoa dalam sunyi,
di bilik bambu yang hanya diterangi lampu minyak:
“Ya Allah, jika anakku ditakdirkan menjadi pejuang,
jadikan dia pejuang yang arif.
Jika dia harus berperang,
kembalikan dia dengan kemenangan, bukan dengan luka.”

Namun sejarah sudah menunggu,
dengan jalan yang tak bisa kuhindari.

“Anak ini, suatu hari akan memilih,”
bisik seorang lelaki tua di Meunasah.
“Antara tanah yang damai atau tanah yang berdarah.” [SY]

Takengon, February 2025

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.