Ibu yang Bawa Anaknya Pulang Gegara Infus Bantah Klarifikasi RSUD Datu Beru

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Seorang ibu di Aceh Tengah, yang pulang membawa anaknya keluar dari RSUD Datu Beru Takengon, membantah klarifikasi dari pihak rumah sakit.

Berita Klarifikasi : Pihak RSU Datu Beru Berikan Klarifikasi Terkait Video Seorang Ibu yang Bawa Anaknya Pulang Gegara Infus Tak Diganti

Seorang ibu asal Kampung Paya Tumpi Baru, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, diketahui bernama Nita Lestari, menghubungi redaksi LintasGAYO.co, setelah membaca klarifikasi dari pihak rumah sakit.

Menurut Nita, apa yang disampaikan oleh pihak RSUD Datu Beru tidak benar, dengan apa yang menimpa dirinya saat itu.

Ia pun merasa perlu meluruskan kejadian itu. Nita menjelaskan, kejadian itu bermula saat anaknya yang berusia hampir 4 tahun, mengalami demam.

“Sudah 7 hari anak saja demam. Selama itu, kami hanya membawanya ke bidan desa. Dan 3 hari sebelum anak saya ke RS, itu tidak mau makan dan hanya minum air putih saja. Dan kamipun memutuskan untuk membawanya ke RS, Jum’at lalu tengah malam,” terang Nita, Sabtu 22 Februari 2025.

Setelah penanganan di RS, anaknya sudah bisa tertidur lelap. Paginya, Nita mengatakan, infus yang terpasang terlepas dan perawat mengambil infus tersebut.

“Ada orang tua pasien disebelah kami, menyarankan agar infusnya dipasang lagi, kasian anak kami kalau siang nanti dua kali suntik. Mendengar saran itu, kami pergi ke meja perawat dan meminta untuk dipasangkan infus lagi. Perawat mengatakan iya,” ungkapnya.

Namun kata Nita, infus anaknya belum juga terpasang hingga visit dokter. Hingga dokter merasa kaget, kenapa infusnya belum terpasang.

“Dokter mengatakan kenapa enggak dipakai infusnya. Lalu perawat menjawab baru saja terlepas, padahal sudah beberapa jam,” jelasnya.

Nita mengaku, saat pihaknya menjelaskan kondisi anaknya ke dokter, malah perawat dengan sinis mengatakan, yang jelas kalau ngomong. Itu demam tinggi udah 7 hari atau gimana.

“Saya kaget, kenapa perawatnya marah,” terang Nita.

Menurut Nita, setelah diperiksa dokter dugaan awal anaknya terkena demam berdarah, karena ada ruam di badannya.

“Dan dokter menyarankan kami pindah ruangan, yang menurut saya sudah sangat lama tidak digunakan,” ujarnya.

Setelah dipindah ke ruangan lain, Nita mengatakan anaknya rewel terus. “Sejak itu, kami sudah beberapa kali memanggil perawat, dan disitu kami mendengar infus akan dipasang setelah visit dokter, dan mereka tak memberi tahu kami kalau dipasang di ruang tindakan atau meja perawat,” terang Nita.

Nita pun menunggu di luar ruangan, dan sebelum adzan dzuhur perawat datang dan hanya melihat dari pintu, sambil mengatakan. “Oh belum dipasang infusnya.” Lalu pergi dan gak balik lagi.

Sejak sekitar pukul 12.00 siang itu, Nita mengaku kalau anaknya terus menangis. Ia pun harus bolak-balik ke meja perawat untuk meminta dipasangkan infus.

“Tapi perawatnya hanya diam, dan saya pun hampir lemas, karena harus bolak-balik menenangkan anak saya yang nangis terus. Saya panik, sampai ibu saya bilang, ya Allah sombongnya,” terang Nita.

Setelah itu, hingga sekitar pukul 15.00 Wib, anaknya tak kunjung berhenti menangis. Dirinya juga tak dapat lagi berbuat apa-apa.

“Sementara saya sudah bawa anak saya ke meja mereka berkali-kali. Mereka liat anak saya menangis terus, tapi tidak ada tindakan apa-apa,” ujarnya.

Kemudian, Nita pun mengajak adiknya ke meja perawat dan mengatakan untuk membawa anaknya berobat ke tempat lain.

Saat itu adiknya, sempat menyanyakan kelanjutan Penanganan anak Nita, namun, kelakukan perawat membuat adik Nita emosi, karena hanya menopang dagunya.

“Saat itu mereka baru panik, terus bilang kalau infusnya mau dipasang. Dengan kesal, saya menyuruh adik saya memvideokan, sambil membawa anak saya pulang,” terang Nita.

Sejak kejadian itu, Nita mengaku suaminya bertemu perawat itu saat membawa anaknya pulang. “Kepada suami saya perawat itu meminta maaf atas kelalaiannya, dia minta bicara baik-baik dan damai,” tegas Nita.

Nita pun mengaku, kondisi anaknya saat ini sudah berangsur membaik, setelah berobat di tempat lain.

Kejadian ini menurutnya, tidak pantas terulang di sarana pelayanan publik seperti rumah sakit.

“Saya sangat kecewa dengan pelayanan di RSUD Datu Beru, semoga ini menjadi pelajaran bagi semua, dan tidak terulang lagi kepada siapapun, terlebih kepada orang-orang seperti kami, yang tidak punya orang dalam,” tandas Nita.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.