TAKENGON-LintasGAYO.co : Aceh Tengah dengan topografi pegunungan dan wilayah yang tersebar membuat akses layanan kesehatan menjadi tantangan, terutama bagi warga di pelosok yang jauh dari pusat kota Takengon.
Banyak warga yang harus menempuh perjalanan panjang dengan kondisi jalan yang sulit untuk mendapatkan layanan medis darurat atau rujukan ke rumah sakit.
Hal ini sering menjadi kendala dalam menangani kasus-kasus darurat medis, yang berpotensi mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.
Calon Bupati Aceh Tengah Nomor Urut 1, Bardan Sahidi, memahami betul permasalahan ini. Sebagai bentuk solusi, ia menawarkan program Ambulans Gratis Siaga 24 Jam yang dapat diakses oleh seluruh warga kapan saja.
Program ini dirancang untuk memastikan setiap warga, termasuk yang tinggal di daerah terpencil, memiliki akses cepat terhadap layanan medis darurat tanpa harus terbebani biaya.
“Tidak ada alasan bagi warga untuk kesulitan mendapatkan ambulans. Ini adalah hak dasar yang harus terpenuhi,” tegas Bardan, Jum’at (22/11).
Bardan menjelaskan bahwa ambulans siaga ini tidak hanya melayani kondisi darurat, tetapi juga rujukan medis ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Layanan ini akan dilengkapi dengan tim medis terlatih yang siap menangani situasi kritis sebelum pasien sampai di rumah sakit.
“Kami ingin memastikan bahwa warga di pelosok pun mendapatkan layanan kesehatan setara dengan mereka yang di kota,” tambahnya.
Untuk mewujudkan program ini, Bardan bersama Calon Wakil Bupati Karimansyah telah menyusun langkah-langkah strategis.
Langkah pertama adalah menambah armada ambulans di setiap kecamatan, dengan prioritas daerah yang memiliki akses jalan sulit.
Bardan juga berkomitmen untuk memastikan setiap ambulans dilengkapi dengan peralatan medis dasar dan komunikasi yang memadai untuk koordinasi dengan rumah sakit.
Langkah kedua adalah merekrut dan melatih tenaga medis serta pengemudi ambulans yang profesional. Pelatihan ini bertujuan agar mereka dapat menangani berbagai situasi darurat dengan cepat dan tepat. Selain itu, mereka juga akan diberikan pelatihan tentang pelayanan yang ramah dan humanis kepada warga.
Bardan juga menekankan pentingnya pengelolaan operasional yang efisien. Untuk itu, ia berencana membangun sistem pusat panggilan darurat berbasis teknologi, yang memungkinkan warga menghubungi ambulans dengan mudah melalui nomor hotline. Sistem ini akan memantau lokasi armada ambulans secara real-time, sehingga waktu respons dapat diminimalkan.
Program ini juga akan melibatkan partisipasi masyarakat, terutama melalui sosialisasi di tingkat kampung tentang cara mengakses layanan ambulans siaga. Bardan berharap, dengan edukasi yang baik, warga tidak akan ragu untuk segera menghubungi layanan ini saat membutuhkan.
“Kita ingin program ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh semua lapisan masyarakat,” ujarnya.
Selain layanan ambulans, Bardan dan Karimansyah juga akan mendorong kolaborasi dengan puskesmas dan rumah sakit di Aceh Tengah. Kolaborasi ini penting untuk memastikan rujukan pasien berjalan lancar dan penanganan darurat dapat dilakukan tanpa hambatan birokrasi.
Dengan langkah-langkah tersebut, Bardan optimis bahwa program Ambulan Gratis Siaga 24 Jam akan menjadi solusi nyata bagi warga Aceh Tengah yang selama ini kesulitan mendapatkan akses layanan medis darurat.
“Setiap nyawa itu berharga, dan melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi warga yang kehilangan nyawa hanya karena keterlambatan ambulans,” pungkasnya.
[Ril]