Oleh: Drs H Ibnu Hadjar Laut Tawar*
Pemimpin dalam pemikiran politik di Dataran Tinggi Gayo dicirikan dengan narasi: reje musuket sipet, munimang gere angik, munyuket gere rancung.
Maknanya, raja (pemimpin) harus bersifat adil, menakar tidak lebih tidak kurang, dan menimbang tidak berat sebelah.
Adakah ciri-ciri itu pada diri kontestan Pilkada Aceh Tengah 2024? Saya melihatnya ada pada sosok Bardan Sahidi dan Karimansyah, paslon nomor 1.
Karimansyah orang yang mau bermusyawarah, dan tidak duyus (akal diri gere temus, akal jema gere lulus). Kariman bukan itu tipenya. Dia adalah orang yang menerima sepanjang saran itu positif.

Seperti yang sudah pernah saya sampaikan bahwa “kalau akal sudah berjamaah, ilmu sudah mudarus, kalau dengan musyawarah, semua masalah akan dapat diselesaikan.
Untungnya, kedua pasangan itu bisa saling mengingatkan. Karimansyah bisa mengingatkan Bardan. Misalnya begini, win ingetko ke pesan edet, maka Bardan harus teringat mana yang hak dan mana yang bathil.
Tapi, kalau orang yang kurang memahami agama dan kurang memahami edet, itu mustahil bisa teratasi. Di pasangan Beriman ini, kita lihat ada potensi. Jika ada yang bekerja diluar garis, maka kita akan mudah mengingatkannya.
Oleh karena itu, pilihlah BERIMAN (Bardan Sahidi dan Karimansyah). Sebab, Pemilu itu adalah ibadah, amanah, dan fitnah.
Sebagai ibadah, bergantung niat, karena Allah atau karena Elah. Pemilu sebagai amanah harus siddiq, amanah, tabligh dan fatanah. Sebagai fitnah, gunakan segala cara mencapai tujuan.
Kata kuncinya; berikan amanah kepada orang yang dapat memelihara amanah pada tanggal 27 Nopember 2024 mendatang.
*) Mantan Sekda Kabupaten Aceh Tengah.