[Puisi] Candu Luka Canda
Ali Syamsudin Arsi
seluka-luka luka waktu luka batu luka padi bukan sekedar sepi
sebab ada pada luka angin luka dingin luka candu seluka-luka
luka api luka daun luka mata bukan sekedar mata
sebab ada pada mata cangkul seluka-luka luka
getah luka bibit luka pupuk seluka kata
sebab bukan sekedar luka hujan ada pada rangkai serangkai tanam
luka cuaca seluka-luka luka tebing batang akar
seluka rambat bukan sekedar luka sebab ada pada luka petik
seluka-luka seluka-luka seluka-luka seluka-luka
luka mata pada bulir seluka tanak seluka didih seluka perih
seluka sedih luka luka luka luka luka seluka belukar
seluka pematang seluka deru mesin penggiling padi
setebal candu dalam canda seluka canda kopi di warung
padi seluka candu di kedai pilu warung sepi pembeli
warung bertabur api warung menunggu janji sebab janji patah taji
salam gumam asa
bermalam di Tanjung kota tinggalku dalam rentang waktu
tertentu saat puisi ada di Sanggar langit [SY]
Ali Syamsudin Arsi. Lahir di kampung Tubau, Pantai Hambawang, Labuan Amas Salatan, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Penulis puisi, gumam asa, cerpen, pantun berkait, esai, dan naskah drama. Ikut dalam pementasan di Teater MAHI Yogyakarta (semasa Sma Muhi, asuhan Awer = Agung Waskito Endah Rasio). Sebagai sutradara tampilan dalam acara perpisahan Sma Muhi (1984), sutradara dan penulis naskah adaptasi/visualisasi cerpen “Petaka Teluk Mendung” (cerpen karya Ajamuddin Tifani, Penyair, Pelukis, Budayawan Kalsel) di even “Malam Sastra Tutup Tahun 2003” sutradara pementasan teater Sanggar Satu Satu (siswa Smpn 11 Banjarbaru: tampilan Mamanda). Koordinator Kalsel Federasi Teater Indonesia (FTI) di bawah komando Radhar Panca Dahana.
*Puisi di atas dibacakan dalam even Pengyair Panggung Antar Bangsa di Komunitas Rumah Hitam Batam pada tanggal 28 September 2024, setelah mengikuti serangkaian acara Festival Sastra Internasional Gunung Bintang (FSIGB) di Tanjungpinang Kepualauan Riau, Bintan.