Sosok Ucok Tarigan, Pesilat Berprestasi 70-an Pembawa Api PON XXI di Aceh Tengah

oleh

Kirab api Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XXI sudah tiba di Takengon, Aceh Tengah, Selasa 3 September 2024.

Api tersebut, diarak dalam kirab api PON mulai dari Paya Tumpi hingga keliling Kota Takengon dan finis di depan Pendopo Bupati Aceh Tengah.

Adalah Karma Aslia Tarigan yang diakrab disapa Ucok Tarigan yang menjadi sosok pembawa obor api PON sebagai simbol akan dimulainya perhelatan olahraga terakbar secara nasional tersebut.

Lalu siapa Ucok Tarigan? Mari kita lihat sosoknya.

Karma Aslia Tarigan alias Ucok Tarigan, merupakan lelaki yang lahir di Takengon, pada 19 September 1956. Saat ini, usianya hampir menginjak angka 68 tahun.

Bukan tanpa alasan, penunjukkan Ucok Tarigan sebagai pembawa obor pada acara kirab tersebut.

Ucok Tarigan, diera tahun 70-an merupakan atlet yang berprestasi. Dia aktif di olahraga pencak silat.


Baca Juga : PON XXI Bersejarah, Ini Para Atlet Asal Aceh Tengah


Sebagai Pesilat, Ucok meraih beberapa prestasi diantaranya medali emas Kejurda Pencak Silat tahun 1972 di Banda Aceh, Medali Emas PORDA tahun 1973, Medali Emas Kejurnas Pencak Silat Tahun 1974 di Jakarta.

Serta dirinya menjadi orang dataran tinggi Gayo pertama yang meraih medali di ajang nasional PON tahun 1977 di Jakarta. Saat itu, Ucok Tarigan meraih medali Perunggu.

Ucok Tarigan

Atas dasar inilah, Pemkab Aceh Tengah dan para punggawa olahraga di Aceh Tengah, sepakat Ucok Tarigan sebagai sosok yang tepat pembawa obor, yang menjadi suatu kehormatan para atlet dan mantan atlet.

Di Aceh Tengah, Ucok Tarigan dikenal sebagai sosok perintis Perguruan Pencak Silat dan cikal bakal bangkitnya olahraga tersebut di Negeri Malem Dewa itu. Di tahun 1976, Ucok Tarigan mendirikan perguruan pencak silat Tari Guel.

Karirnya sebagai atlet terhenti, dan sejak itu dia dipercaya Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Aceh Tengah sebagai pelatih sejak tahun 1970 hingga 2023. Ia pun, pernah menjabat sebagai Ketua IPSi Aceh Tengah sejak 2019-2023.

Kehidupan keluarga Ucok Tarigan, menetap di Asir-Asir Asia. Pada tahun 1982 Ucok Tarigan mempersunting gadis asal Bintang bernama Harmini.

Dari pernikahan ini, ia dikaruniai 7 orang anak yakni Mai Asnika Tarigan, Yunida Sari Tarigan, Yuhendra Tarigan, Fitri Asnika Tarigan, Mul Aldi Tarigan, Al Ihsan Tarigan serta Aldo Tarigan.

Kesemua anaknya mengikuti jejak sang ayah, menjadi atlet pencak silat yang kerap mewakili Aceh dan Aceh Tengah dalam mengikuti kejuaraan pencak silat.

Meski berprestasi di bidang olahraga hingga menjadi orang dataran tinggi Gayo pertama yang meraih medali di PON, kehidupan ekonomi Ucok serba terbatas.

Untuk menghidupi keluarganya, sejak tahun 1976 dirinya bekerja sebagai buruh angkut barang. Ia pun meninggalkan pekerjaan itu di tahun 2015, karena usia dan kondisi fisik yang sudah tak sekuat dulu.

Pensiun dari buruh angkut barang, Ucok pun beralih profesi menjadi nelayan di Danau Lut Tawar, danau kebanggaan masyarakat Gayo.

Begitulah sekilas kehidupan Ucok Tarigan, pesilat di era 70-an yang telah membuat Aceh dan Aceh Tengah bangga.

[Darmawan Masri]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.