TAKENGON-LintasGAYO.co : Menjelang Pilkada 2024, buzzer di Aceh Tengah bertarung sengit di platform media sosial. Bukan hanya menyudutkan kompetitor, buzzer menulis kalimat bertendensi caci maki.
Menariknya, beberapa buzzer bukan melontarkan kata caci maki. Mereka mempertanyakan, “apa yang sudah kamu lakukan untuk daerah ini?” Atau “selama ini kamu dimana?”
Bagi beberapa pasangan calon (paslon), barangkali tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut. Karena memang belum memberikan karya nyata untuk rakyat di Kabupaten Aceh Tengah.
Berbeda dengan Bardan Sahidi, anggota DPR Aceh, yang menyatakan siap maju dalam kontestasi Pilkada Aceh Tengah 2024. Anak muda ini sudah memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi rakyat daerah penghasil kopi arabika itu.
Apa yang sudah dilakukan Bardan Sahidi untuk rakyat di Kabupaten Aceh Tengah? Simak wawancara kami dengan yang bersangkutan.
Media: Assalamualaikum Bung Bardan, apa kabar?
Bardan: Alaikumsalam, kabar baik.
Media: Selamat, pasangan Bardan Sahidi dan Karimansyah sudah diusung oleh PKS dan PKB.
Bardan: Alhamdulillah, terima kasih.
Media: Bung Bardan, di medsos anda banyak komentar miring yang mempertanyakan, apa yang sudah anda lakukan untuk rakyat Aceh Tengah?
Bardan: Betul, sering komentar seperti itu menyasar ke akun saya.
Media: Saya dengar, banyak bantuan anda untuk pesantren, TPA dan sejumlah komunitas. Kenapa tidak dipublikasikan?
Bardan: Saya berpegang kepada bunyi hadis Nabi, kalau memberi dengan tangan kanan, maka tangan kiri jangan sampai tahu.
Media: Beredar isu, anda jarang meneraktir orang di warung kopi. Apa komentar anda?
Bardan: Hahahaha… Memang, saya sering tidak menunjukkan uang pembayaran di depan para pengopi. Saya lebih suka membayar secara transfer ke rekening pemilik warung.
Media: Kenapa begitu?
Bardan: Saya berpegang pada bunyi hadis Nabi tadi.
Media: Saya mendengar, anda juga sudah berbagi kepada rakyat dengan menyediakan 3 unit ambulance gratis peduli musibah.
Bardan: Benar. Sebenarnya ada 4 unit, sayangnya yang 1 unit rusak berat.
Media: Apakah benar-benar gratis?
Bardan: Benar. Kalau nggak yakin, silahkan telpon relawan kita Pak Mardiono nomor hp 0852 9225 3333.
Media: Kenapa anda menyediakan ambulance gratis itu? Apa latar belakangnya.
Bardan: Waktu itu pertengahan 2010, saya kesulitan mencari ambulance untuk merujuk ibu saya ke rumah sakit Adam Malik di Medan.
Pak Kariman (kala itu Sekretaris Dewan) katakan, “enti date pelin, sana singuk i bueten, ikhtiar keti pulih. Mai mobil ni” (Bahasa Gayo;)
Kita jangan membiarkan, apa yang bisa kita lakukan ihtiar agar pulih. Bawa mobil ini. Begitu terjemahannya.
Saya dan keluarga berangkat dengan mobil Pak Kariman, merujuk almarhum Ibunda saya ke RS Adam Malik Medan Sumatera Utara.
Begitu sulitnya memperoleh ambulance. Derita seperti yang saya alami, janganlah sampai menimpa orang lain.
Media: Sejak kapan anda menyediakan ambulance gratis untuk rakyat Aceh Tengah?
Bardan: Tahun 2014. Bermula dari 1 unit L 300 bekas untuk kecamatan terjauh. Saat itu Atu Lintang, Jagong Jeget dan Linge. Sekarang ambulance L 300 itu sudah rusak.
Yang ready 2 unit APV dan 1 Unit Isuzu Elf (Bus Micro) untuk antar jenazah mengunakan keranda. Ketika relawan ambulance siaga sedang tidak ditempat, saya sering jadi drivernya, untuk jangkauan perjalanan dekat, dalam Kota Takengon dan sekitarnya.
Media: Banyak yang belum yakin, penggunaan jasa ambulance itu benar-benar gratis. Apa komentar anda?
Bardan: Gratis untuk BBM dan sopir, apalagi untuk antar jenazah. Penguna jasa ambulance ini rata rata dari keluarga kurang mampu.
Media: Pemerintah Daerah saja tidak menyediakan ambulance gratis, koq anda bisa? Dari mana biaya operasionalnya?
Bardan: Operasional perawatan berkala, ganti oli, ban dan pajak saya tangung. Saya lebih memilih menambah unit ambulance daripada mobil pribadi.
Melalui kesempatan ini, saya mengapresiasi relawan pengemudi ambulance yang sabar dan sigap melayani permintaan dari warga, dan merespon permintaan ambulance walau tengah malam dan hujan. Semoga menjadi amal baik dan mendapat pahala jariah atas jasanya.
Media: Ternyata begitu cara anda berbagi. Sungguh unik, bekerja dalam diam. Sayang sekali, rakyat tidak tahu apa yang sudah anda lakukan.
Bardan: Begitu memang yang diajarkan guru saya, Tengku H Armia Tensaran. Semoga beliau cepat sembuh, amin.
[Ril]